Prospek industri forex tumbuh 5% per tahun



CISARUA. Industri pasar trading valuta asing atau lebih dikenal dengan istilah foreign exchange (forex) terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal ini didukung oleh tumbuhnya masyarakat kelas menengah.

Rizki Bastari, Head of Marketing Executive and Investor Relation PT Askap Futures mengatakan, nilai transaksi forex interbank di Indonesia jumlahnya mencapai US$ 400 juta-US$ 500 juta per hari.

Sementara transaksi forex offshore mencapai US$ 2 miliar per hari. Saat ini, di Indonesia terdapat 350.000–400.000 akun trader forex. Adapun jumlah trader forex yang aktif mencapai 75.000 dengan volume trading mencapai 750 juta lo–1,25 miliar lot (unit transaksi) per hari.


“Tren yang ada memperlihatkan bahwa pertumbuhan pasar forex akan mencapai 5% year on year dalam 5 tahun ke depan,” ujar Rizki.

Laporan McKinsey & Co menyebutkan, jumlah consuming class Indonesia berpotensi melejit hingga mencapai 135 juta orang dalam 17 tahun mendatang.

Kondisi ini membuka peluang bagi orang kaya baru tersebut  untuk mencari lahan baru menginvestasikan uangnya. Adapun salah satu bidang yang akan dilirik adalah trading forex.

Hal lain yang mendukung industri forex, lanjut Rizki, yaitu diberlakukannya aturan mini lot oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada Desember 2013.

Hadirnya satuan mini lot ini membuat investasi forex semakin menarik. Sebab, investor dapat memulai berinvestasi dengan modal awal Rp 5 juta.

Meski demikian, transaksi forex juga masih memiliki kelemahan. Saat ini, investor belum dibekali penjelasan memadai mengenai pemasaran instrumen forex.

Kondisi ini tercermin dari berbagai iklan forex trading di berbagai media online yang menekankan pada kecepatan transaksi dan juga keuntungan semata, tanpa ada penjelasan sama sekali soal risikonya. “Prinsip utama adalah jangan  tergiur dengan janji fixed income,” pungkas Rizki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri