KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup semester pertama tahun 2023, penjualan semen nasional masih terkontraksi. Pada periode Juni 2023, volume penjualan semen domestik 5,3 juta ton, turun tipis 1,1% secara tahunan. Meski begitu, secara bulanan, penjualan semen domestik masih tumbuh 8,5%. Secara keseluruhan, jika diakumulasi di sepanjang semester I-2023, penjualan semen nasional mencapai 27,4 juta ton, turun 4,9% secara tahunan dibandingkan tahun 2022. Lilik Unggul Raharjo, Direktur Utama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (
SMCB) menilai, permintaan semen pada semester pertama 2023 cukup menantang akibat banyaknya hari libur dan musim penghujan.
Baca Juga: Intip Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham dari Ajaib Sekuritas untuk Pekan Ini "Namun ada faktor musiman, dimana tren penjualan semen biasanya mendapatkan porsi terbanyak pada semester kedua," kata Lilik, kepada Kontan, Minggu (23/7). Untuk itu, anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR) ini optimistis, permintaan semen tahun ini bisa tumbuh 2% sampai 4% dibanding tahun lalu. Pada 2022, penjualan semen SMCB 13,14 juta ton, turun 2,32% dibanding tahun 2021 sebanyak 13,45 juta ton. Sampai kuartal pertama tahun 2023, SMCB mencatatkan volume penjualan semen sebesar 3,14 juta ton atau lebih rendah 8% ketimbang realisasi penjualan pada kuartal I-2022 yang mencapai 3,38 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP), Dani Handajani sepakat, penjualan semen di semester kedua cenderung lebih baik dibandingkan semester pertama. Salah faktor pendukungnya adalah cuaca yang relatif lebih kering. Selain itu, sebagian besar korporasi dan proyek-proyek besar pemerintah menghabiskan bujet tahunan pada periode tersebut. Hingga akhir tahun ini, INTP membidik pertumbuhan penjualan 2%-4%.
Baca Juga: Holding Rumah Sakit BUMN Pertamedika IHC Berencana Melantai ke Pasar Modal Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Daniel Aditya Widjaja memproyeksi, penjualan semen akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Secara historikal, sejak tahun 2018, kontribusi penjualan semen nasional pada separuh pertama hanya menyumbang 44%-45% dari penjualan tahunan.
Namun, Daniel memperkirakan, pada semester II-2023, penjualan semen akan mencapai 36 juta ton atau naik 7,6% secara tahunan. Katalis positif penjualan semen, antara lain, adanya momentum pemilihan umum (pemilu) tahun 2024. Daniel merekomendasi beli saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 7.630 dan Rp 12.200. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Muhammad Gibran juga merekomendasi beli saham SMGR dan INTP, dengan target harga masing-masing Rp 9.400 dan Rp 12.500. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli