KONTAN.CO.ID - Akseleran, grup usaha yang fokus pada pendanaan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui platform fintech
Peer-to-Peer Lending (P2P Lending) di Indonesia, sedang mencuri perhatian di ranah investasi saat mereka sedang dalam masa penawaran awal (
bookbuilding) di penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Dengan rekam jejak yang kuat dalam peer-to-peer (P2P) lending, Akseleran menarik minat investor saham yang mencari peluang investasi dalam sektor pendanaan UKM yang berkembang pesat di Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas prospek IPO Akseleran dan menjelajahi faktor-faktor yang bisa dipertimbangkan oleh calon investor.
Pertumbuhan Impresif Sejak 2017 Dimulai pada tahun 2017, Akseleran dengan cepat muncul sebagai salah satu pemain utama di ekosistem P2P Lending Indonesia. Perusahaan ini menyediakan platform
online yang menghubungkan peminjam, terutama UKM, dengan pemberi pinjaman perorangan dan institusional. Dengan memfasilitasi hubungan ini, Akseleran mengatasi kesenjangan pembiayaan (
funding gap) yang dihadapi oleh banyak UKM di Indonesia, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Arah pertumbuhan Akseleran mengesankan. Selama beberapa tahun terakhir, Akseleran telah mencapai penyaluran pinjaman sebesar lebih dari Rp. 8 Triliun per akhir Juni 2023, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan majemuk tahunan mencapai 96% per tahunnya di periode 2018-2022. Keberhasilan ini ditunjang dengan inovasi, sistem manajemen risiko yang kuat, dan kemampuan Akseleran dalam menyediakan solusi pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan UKM-UKM yang kurang terlayani oleh lembaga keuangan konvensional. Akseleran juga menunjukkan komitmen yang kuat terhadap manajemen risiko dengan menggunakan proses penilaian kredit yang ketat, dengan memanfaatkan analisa data komprehensif, dan teknologi untuk mengevaluasi kelayakan kredit peminjam. Fokus pada manajemen risiko ini memitigasi risiko pembayaran gagal dan memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi bagi pemberi pinjaman. Hal ini terlihat dari rendahnya tingkat kredit macet (NPL) di platform Akseleran, yaitu di 0,41% dari total outstanding pinjaman per akhir Desember 2022. Platform P2P Lending Akseleran sendiri berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) dan telah berizin OJK sejak 2019.
Bagaimana Prospek Akseleran pasca IPO? Prospek Akseleran ke depannya pasca IPO terlihat baik, mengingat potensi pasar pembiayaan UKM yang masih sangat besar. Menurut OJK, terdapat
funding gap sebesar Rp. 2000 Triliun setiap tahunnya untuk UKM-UKM di Indonesia yang belum bisa terlayani oleh lembaga keuangan konvensional. Akseleran juga memiliki arah menuju profitabilitas yang jelas, mengingat performa keuangan yang terus meningkat.
Revenue atau pendapatan Akseleran rata-rata meningkat 129% setiap tahunnya (
Compounded Annual Growth Rate) pada periode 2018 - 2022, didorong oleh pertumbuhan penyaluran pinjaman dan pertumbuhan
net take rate atau
margin setiap tahunnya. Hal ini membantu peningkatan kinerja keuangan Akseleran, yang meskipun masih dalam posisi merugi, akan tetapi kerugian berkurang setiap tahunnya karena tingkat kenaikan pendapatan yang jauh lebih besar dari tingkat kenaikan pengeluaran operasional di 3 tahun terakhir. Akseleran sendiri menyatakan akan mulai meraih laba paling lambat mulai kuartal 4 2023, dengan proyeksi target laba bersih di angka Rp.150 miliar untuk tahun 2024. Sebagai perusahaan
fintech yang memulai usaha dari tahap
startup, memiliki kerugian di awal merupakan hal yang lumrah, karena bisnis di bidang teknologi didesain untuk
scale-up secara signifikan dalam waktu yang singkat dengan fokus kepada pertumbuhan (
Growth) di awal berdiri. Akan tetapi seiring dengan waktu, perusahaan terus meningkatkan skala ekonomi dan fokus kepada profitabilitas (
Profitability), terlihat dari peningkatan kinerja keuangan dari Akseleran setiap tahunnya. Di dalam prospektusnya juga, Akseleran menyebutkan strategi untuk mengakuisisi sebuah perusahaan Multifinance yang dinilai akan menjadi
game changer bagi perusahaan. Akuisisi multifinance akan dapat meningkatkan batas penyaluran pinjaman per peminjamnya, dari semula hanya Rp. 2 Miliar per peminjam, menjadi rata-rata Rp. 10 Miliar s.d. Rp. 15 Miliar per peminjam.
Hal ini akan meningkatkan kinerja keuangan Akseleran ke depannya. Pada prospektus disebutkan bahwa biaya dan usaha yang diperlukan untuk melayani pinjaman dengan
ticket size Rp. 2 Miliar dengan Rp. 15 Miliar itu relatif sama, sedangkan pendapatan bisa meningkat signifikan mengikuti peningkatan
ticket size pinjaman yang bisa mencapai 7-10x lipat tersebut. Dengan tingkat pendapatan yang jauh lebih tinggi yang didapatkan per peminjam, dengan struktur biaya yang relatif serupa, maka
profit atau keuntungan yang didapatkan akan jauh lebih besar dan akan mendorong profitabilitas perusahaan. Dengan rekam jejak pertumbuhan yang mengesankan, sistem manajemen risiko yang kuat, dan arah yang jelas menuju profitabilitas, Akseleran terletak pada posisi yang baik untuk memanfaatkan potensi besar dari pasar pendanaan UKM di Indonesia.
Disclaimer: Ini bukan rekomendasi membeli / tidak membeli saham dan investasi dalam IPO memiliki risiko inheren. Investor disarankan untuk melakukan riset yang teliti dan berkonsultasi dengan profesional di bidang keuangan sebelum mengambil keputusan investasi apa pun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Indah Sulistyorini