JAKARTA. Beban operasional membesar, laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di kuartal I-2013 menurun. Operator jalan tol itu mencatatkan penurun laba sebesar 15,72%
year on year (yoy) menjadi Rp 322,21 miliar di kuartal itu. Padahal dari sisi pendapatan, JSMR tetap mencetak pertumbuhan 35,8% menjadi Rp 2,39 triliun. Laba JSMR turun lantaran beban yang melonjak 60,95% menjadi Rp 1,69 triliun di kuartal I 2013. Analis AAA Sekuritas Carrel Mulyana bilang, penurunan laba bersih JSMR akibat kenaikan beban proyek jalan tol baru. "Tiga ruas jalan tol baru belum beroperasi, tetapi sudah ada biaya pendahuluan yang membikin biaya besar," ujarnya, Kamis (27/6).
Thendra Chrisnanda, analis BNI Securities sependapat dengan Carrel. "Ini karena investasi mereka (JSMR) di tiga ruas jalan tol baru. Biaya sudah keluar, tapi
revenue belum masuk," terangnya. Tiga proyek jalan tol yang dimaksud para analis adalah proyek jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sepanjang 10 kilometer (km); Ungaran-Bawen dengan panjang 12,3 km; dan Gempol-Pandaan sepanjang 12,3 km. Rencana operasional tiga jalan tol baru tersebut di tahun ini menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya persiapan operasional dan tenaga kerja. Meski laba bersih turun, kata Carrel, masih ada sisi positif dari JSMR. Takni, traffic volume di jalan tol milik Jasa Marga pada tiga bulan pertama 2013 lalu meningkat 4,9% menjadi 299,43 juta unit, dari periode sama tahun lalu sebanyak 285,25 juta unit kendaraan. Proyek jalan tol baru sendiri diprediksi baru akan berkontribusi ke JSMR pada akhir 2013. Menurut Carrel, pihak JSMR berharap proyek baru itu bisa menyumbang pendapatan Rp 150 miliar. Meski mencetak penurunan laba, menurut Thendra, kinerja JSMR masih sesuai proyeksinya. Tahun ini, dia memperkirakan, pendapatan JSMR akan mencapai Rp 6,42 triliun dengan laba bersih Rp 1,62 triliun. Thendra menambahkan, bisnis JSMR terbilang stabil, meski harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik. Prospek kinerja JSMR semakin bagus lantaran tarif jalan tol setiap dua tahun sekali sudah pasti naik. Kenaikan harga BBM bersubsidi, menurut Analis Trimegah Securities, Dyah Mardiasih dalam risetnya 3 Juni lalu justru menguntungkan JSMR. Sebab, inflasi yang diprediksi naik akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, kelak menjadi acuan bagi kenaikan tarif jalan tol di 11 ruas tol milik JSMR pada September 2013 nanti.
Dyah memprediksi, pendapatan JSMR tahun ini sebesar Rp 6,6 trilun. Adapun, laba bersih JSMR akan mencapai Rp 2,6 triliun. Ia merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga Rp 8.000 per saham. Thendra dan Carrel juga merekomendasikan beli JSMR. Thendra mematok target harga Rp 7.000 per saham. Sedangkan, Carrel memasang target harga di level Rp 7.500 per saham. Carrel memprediksi laba bersih JSMR tahun ini sebesar Rp 1,9 triliun. Kemarin, harga saham JSMR anteng di posisi Rp 6.050 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yuwono Triatmodjo