KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pasar uang (RDPU) diperkirakan flat hingga akhir tahun 2023. Pergerakan imbal hasil akan cenderung stabil karena melihat suku bunga sudah mencapai puncak. Kendati demikian, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian berujar, kinerja reksadana pasar uang masih akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, performa reksadana pasar uang terdongkrak kenaikan suku bunga acuan dan perbankan yang lebih tinggi. Berdasarkan data Infovesta Kapital Advisori, reksadana pendapatan tetap mencetak
return tertinggi sebesar 3,62% selama semester I-2023. Disusul, kinerja reksadana pasar uang yang mencetak
return 1,88% YtD dan reksadana campuran dengan
return sebesar 1,68% YtD. Sementara, reksadana saham terpantau koreksi 0,57% YtD.
Fajar memperkirakan imbal hasil rata-rata kinerja reksadana pasar uang akan berkisar 3% - 4% di tahun 2023. Instrumen obligasi yang jatuh tempo menawarkan
yield yang cukup baik jika dibandingkan deposito, sehingga akan mendukung kinerja reksadana pasar uang.
Baca Juga: Nilai Penerbitan Obligasi Turun pada Semester I, Ini Penyebabnya “Namun, investor juga perlu memperhatikan risiko gagal bayar obligasi seperti yang akhir-akhir ini sedang terjadi di sektor konstruksi,” ungkap Fajar kepada Kontan.co.id, Rabu (26/7). Reksadana pasar uang umumnya sering dijadikan alternatif investasi saat adanya risiko yang muncul di pasar saham maupun obligasi. Instrumen-instrumen pasar uang merupakan instrumen investasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun seperti deposito, sertifikat utang negara (SUN), sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, sukuk dan sejenisnya. Menurut Fajar, ekonomi Indonesia secara umum berjalan cukup baik. Meskipun ada indikasi perlambatan seperti kinerja ekspor, namun domestik masih cukup kuat. Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Eri Kusnadi menilai, kinerja reksadana pasar uang masih akan positif hingga akhir tahun. Namun, pergerakannya akan cenderung lebih stabil karena sudah memasuki siklus puncak suku bunga. Apalagi, preferensi nasabah saat ini dilihat lebih banyak mengejar obligasi, selain dari RDPU. “Prospeknya masih akan baik tapi cenderung lebih stabil,” ungkap Eri kepada Kontan.co.id, Rabu (26/7).
Baca Juga: Dominasi Reksadana Pendapatan Tetap Sudah Berlangsung dalam Tiga Tahun Terakhir Eri melihat, situasi ekonomi Indonesia sebenarnya tangguh untuk saat ini. Namun, pasar saham memang masih terkena berbagai sentimen yang lebih bersifat eksternal. Adapun produk reksadana pasar uang unggulan Batavia AM ialah Batavia Dana Kas Maxima dengan portofolio yang berimbang antara deposito dan obligasi. Batavia Dana Kas Maxima memiliki dana kelolaan sekitar Rp 10 triliun dengan inerja bulanan saat ini berada di kisaran kurang lebih 0.30% MoM.
Selama Juni 2023, reksadana campuran mencetak
return tertinggi yakni 0,83% Month on Month (MoM). Reksadana pendapatan tetap menghasilkan
return dan reksadana pasar uang masing-masing menghasilkan
return sebesar 0,57% MoM dan 0,29% MoM. Sedangkan, reksadana saham hanya mencetak
return 0,24% MoM.
Baca Juga: Prospek Saham Baru Indeks LQ45, IDX30 dan IDX80 Masih Menderu Berikut 10 urutan teratas produk reksadana pasar uang selama Juni 2023. Data dihimpun berdasarkan riset Infovesta.
- Batavia Dana Kas Gebyar 3,52%
- Victoria Pasar Uang Syariah 1,34%
- Prospera Dana Lancar 0,63%
- Mega Dana Kas Syariah 0,59%
- Lancar Victoria Merkurius 0,48%
- Majoris Pasar Uang Indonesia 0,41%
- Insight Money 0,40%
- Insight Money Syariah 0,40%
- SAM Dana Likuid Syariah 0,39%
- Jasa Capital Pasar Uang Nusantara 0,39%
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati