Prospek Kinerja United Tractors (UNTR) Hingga Akhir 2024 Beserta Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mencetak pertumbuhan kinerja hingga periode kuartal III-2024. Pendapatan UNTR tumbuh 2% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 97,59 triliun menjadi Rp 99,55 triliun sampai dengan September 2024.

Sedangkan laba bersih naik tipis 1,62% YoY dari sebelumnya Rp 15,34 triliun menjadi Rp 15,59 triliun. Performa UNTR terutama didorong oleh peningkatan kinerja dari segmen kontraktor penambangan serta pertambangan emas dan mineral lainnya.

Adapun, unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama) dan anak usahanya. Sampai dengan kuartal III-2024, pendapatan PAMA Grup naik 11,50% YoY dari Rp 39,1 triliun ke level Rp 43,6 triliun.


Sementara itu, pendapatan unit usaha pertambangan emas dan mineral lainnya melonjak sekitar 57% menjadi Rp 6,7 triliun. Terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 20,53% dari US$ 1.933 per ons menjadi US$ 2.330 per ons.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Tambang dan Energi Usai Donald Trump Menang Pilpres AS

Kenaikan dari kedua segmen tersebut lebih besar ketimbang penurunan kinerja segmen mesin konstruksi dan pertambangan batubara. Hingga September 2024, pendapatan mesin konstruksi turun 7,66% YoY dari Rp 28,7 triliun ke Rp 26,5 triliun.

Sedangkan pendapatan dari segmen pertambangan batubara menyusut 14,16% YoY dari Rp 24 triliun menjadi Rp 20,6 triliun. Performa ini sejalan dengan penurunan rata-rata harga jual batubara.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis belum membeberkan secara rinci estimasi kinerja keuangan UNTR sampai tutup tahun 2024, di tengah perkembangan kondisi pasar komoditas saat ini. Sara hanya menegaskan, UNTR tidak mengubah asumsi harga komoditas maupun target kinerja operasional dan penjualan pada tahun 2024.

"Tidak ada revisi target. Kami tidak mengubah asumsi harga komoditas, sehingga diharapkan sampai akhir tahun masih berjalan sesuai rencana," kata Sara saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Jumat (8/11).

Baca Juga: Laba Bersih UNTR Naik Tipis Jadi Rp 15,59 Triliun, Begini Penjelasan Lini Bisnisnya

UNTR masih mengejar penjualan alat berat pada level 4.300 - 4.500 unit. Sampai dengan September 2024, volume penjualan alat berat Komatsu berada di angka 3.321 unit atau merosot 23,91% YoY dari posisi 4.365 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, penjualan produk merek lainnya yaitu Scania terutama dari truk, turun dari 605 unit menjadi 298 unit. Kemudian penjualan produk UD Trucks turun dari 249 unit menjadi 156 unit. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.

Sara bilang, UNTR telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja di sisa tahun ini. Di antaranya dengan pengiriman unit dan suku cadang alat berat yang sudah dipesan sesuai jadwal. Begitu juga untuk pekerjaan perbaikan mesin.

Berlanjut ke segmen kontraktor penambangan, UNTR masih mengejar target produksi pada level 144 juta - 145 juta ton dan 1,2 miliar bank cubic meter (bcm). Dalam periode sembilan bulan 2024, UNTR melalui PAMA Group mencatat peningkatan volume pemindahan tanah sekitar 9% menjadi 921 juta bcm dengan volume produksi batubara untuk para klien sekitar 17% menjadi 111 juta ton.

Baca Juga: Intip Capaian Laba Emiten EBT Hingga Kuartal III-2024 Beserta Rekomendasi Sahamnya

Di segmen pertambangan batubara, UNTR masih mengejar target penjualan sebesar 12 juta ton-13 juta ton pada tahun 2024. Melalui PT Tuah Turangga Agung, hingga September 2024 UNTR mencetak volume penjualan batubara sebesar 8,1 juta ton, termasuk 2,4 juta ton batubara metalurgi.

Sedangkan total volume penjualan batubara termasuk batubara pihak ketiga naik sekitar 19% YoY menjadi 10,2 juta ton. Beralih ke segmen emas, UNTR masih membidik volume penjualan emas di level 230.000 - 235.000 ons, melalui PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR).

Sampai dengan September 2024, total penjualan setara emas dari tambang Martabe meningkat 12,24% YoY dari 147.000 ons menjadi 165.000 ons. Sementara itu, SJR sudah memulai produksi pada kuartal II-2024 dan diharapkan bisa mulai mencatatkan penjualan emas pada kuartal IV-2024.

Pada segmen nikel, UNTR membidik produksi 1,9 juta wet metric ton (wmt), terdiri dari 1,2 juta wmt limonite dan 700.000 wmt saprolite. Melalui PT Stargate Pasific Resources, UNTR telah mencatat penjualan bijih nikel sebesar 1.369.000 wmt hingga kuartal III-2024, terdiri dari 770.000 wmt limonit dan 599.000 wmt saprolit.

Baca Juga: Produksi Alat Berat Nasional Tetap Ditargetkan 8.000 Unit di Tahun Ini

Sara melanjutkan, UNTR telah menggelontorkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 9,6 triliun sampai September 2024. Mayoritas digunakan untuk pembelian alat berat di segmen kontraktor tambang untuk menggantikan alat yang sudah usang.

Kemudian untuk perbaikan atau pengembangan infrastruktur di tambang emas dan nikel. Adapun, UNTR menyiapkan capex sekitar US$ 1 miliar untuk tahun 2024. Hanya sebagai gambaran saja, jumlah itu setara dengan Rp 15,67 triliun jika dikonversi memakai kurs Rp 15.670 per dolar Amerika Serikat.

Sedangkan untuk proyeksi kinerja tahun 2025, Sara mengatakan bahwa UNTR masih dalam proses konsolidasi dan finalisasi. Sara bilang, pada tahun depan UNTR pun masih membuka peluang untuk melakukan ekspansi melalui strategi anorganik atau akuisisi.

"Fokus tetap pada operational excellence atas bisnis yang sudah ada dan mencari peluang bisnis di bidang non-batubara baik mineral maupun energi," tandas Sara.

Baca Juga: Meski Ada Hambatan, Produksi Alat Berat Nasional Ditargetkan Tetap Capai 8.000 Unit

Rekomendasi Saham

Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy melihat peluang bagi UNTR untuk memaksimalkan kinerja pada segmen mesin konstruksi di sisa tahun ini. Sedangkan untuk segmen batubara lebih berpeluang stabil lantaran harga rata-rata komoditas batubara diprediksi masih bergerak di rentang US$ 135 - US$ 140 per ton.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dalam riset yang dirilis 5 November 2024 mengerek estimasi laba bersih pada tahun 2024-2026 sebesar 9% - 15%, dengan mempertimbangkan tiga asumsi. Pertama, penjualan alat berat Komatsu mencapai 4.480 unit pada setahun penuh 2024. Namun bisa mencapai pertumbuhan 5% pada tahun 2025 dan 2026.

Kedua, volume produksi dari PAMA Group stabil dengan kenaikan 12% secara tahunan, tetapi dengan margin kotor yang lebih tinggi sebesar 15%-17%. Ketiga, volume penjualan tambang batubara pada tahun 2024 mencapai 12,9 juta ton dan ada pertumbuhan 5% pada tahun depan.

Dengan asumi tersebut, Erindra pun tetap menyematkan rekomendasi buy pada saham UNTR dengan mengerek target harga dari sebelumnya Rp 29.200 menjadi Rp 31.000. Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Djamal dan Muhammad Wafi dalam riset 31 Oktober 2024 juga menyarankan buy saham UNTR dengan kenaikan target harga dari sebelumnya Rp 32.000 menjadi Rp 35.000.

Sedangkan pada posisi saat ini, Abdul Haq menyarankan untuk mencermati peluang buy on weakness UNTR pada level harga Rp 26.400 per saham, untuk target harga Rp 28.000 per saham-Rp 28.700 per saham, dengan stop loss di Rp 25.250. Adapun pada perdagangan Jumat (8/11), harga UNTR naik 0,83% ke posisi Rp 27.450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati