Prospek modal ventura dipoles pertumbuhan startup



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri modal ventura belum bergairah hingga delapan bulan tahun ini. Namun, pelaku industri optimistis prospek bisnis ini akan semakin cemerlang.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Agustus 2017 aset modal ventura mencapai Rp 10,62 triliun. Jumlah ini menurun 9,49% secara tahunan.

Pembiayaan yang disalurkan di periode tersebut juga menyusut 19,33% menjadi Rp 6,76 triliun. Menciutnya pembiayaan lantaran pembiayaan bagi hasil melorot 16,6% menjadi Rp 5 triliun.


Penyertaan saham juga menurun menjadi Rp 1,16 triliun per Agustus 2017 dari Rp 1,79 triliun pada Agustus 2016. Hanya obligasi konversi yang naik tipis menjadi Rp 586 miliar dari Rp 534 miliar.

Lantaran pembiayaan melorot, laba modal pun turun 1,6% menjadi Rp 116 miliar. Wakil Sekretaris Jenderal, Asosiasi modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Rimawan Yasin mengatakan, penurunan itu bukan lantaran industri lesu. Hal ini disebabkan beberapa pembiayaan telah selesai sehingga keluar dari sistem tersebut.

Kemungkinan lain, penyaluran pembiayaan terseret switching pembiayaan perusahaan modal ventura dari pembiayaan beralih ke penyertaan saham. "Banyak perusahaan e-commerce terutama teknologi finansial yang bermunculan justru membuat industri modal ventura bergairah," kata Rimawan.

Ia yakin, industri modal ventura akan semakin bertumbuh. Sebab pasar masih terbuka lebar. "Tantangan ke depan menurut kami dari sisi funding-nya. Kami sedang berusaha agar mendapat relaksasi perpajakan dari pemerintah agar industri ini semakin bergairah," tambah dia.

Saat ini, modal ventura tak hanya fokus membiayai teknologi finansial (tekfin) namun juga healthtech dan edutech. Modal ventura juga mendorong UMKM.

Mandiri Capital Indonesia (MCI) juga optimistis industri modal ventura makin prospektif. Menurut Direktur Utama Mandiri Capital Eddi Danusaputro, jika perusahaan startup terus bertambah, industri ini semakin positif.

Saat ini, MCI telah menyuntikkan dana ke tujuh perusahaan rintisan dengan total penyertaan modal Rp 350 miliar-Rp 400 miliar. Pendanaan MCI masih dari induk usaha yakni Bank Mandiri.

"Saat ini masih cukup, kecuali jika tiba-tiba ada transaksi besar tentu harus menambah suntikan modal," tambah Eddi. MCI akan fokus membiayai perusahaan rintisan yang berkualitas dan tidak mengejar jumlah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia