Prospek nikel dibayangi kelebihan pasokan



JAKARTA. Sinyal perbaikan ekonomi China membawa sentimen positif bagi pergerakan harga nikel. Sayangnya, perbaikan ekonomi China yang sudah mulai terlihat belum dapat menjamin prospek cerah harga nikel hingga akhir tahun.

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/4) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,11% ke level US$ 8.995 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, nikel menanjak 7,2%.

IHS Inc memperkirakan rata - rata harga nikel tahun ini akan berada di level US$ 8.927 per metrik ton atau turun 25% dari harga tahun 2015. Cadangan nikel di LME saat ini sudah naik lima kali lipat dibandingkan dengan tahun 2011.


Meski supply nikel dari Indonesia menyusut akibat larangan ekspor, namun kini pasar dibanjiri oleh pasokan dari Filipina yang terus meningkat. Goldman Sachs Group memprediksi surplus pasokan nikel tahun ini akan mencapai 90.000 ton.

Andri Hardianto, analis PT Asia Trade Point Futures melihat permintaan nikel juga masih sulit untuk membaik. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini masih akan melambat.

IMF bahkan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,2% dari sebelumnya 3,4%. "Saya lihat memang belum ada dorongan nikel untuk menguat, setidaknya sampai akhir semester ini," ujarnya.

Sementara untuk semester kedua, ada peluang harga nikel untuk menguat. Namun demikian, pergerakan harga akan tergantung dari arah kebijakan ekonomi baik dari China, Eropa, maupun Amerika Serikat (AS).

Dari AS, The Fed masih berpeluang menaikkan suku bunga tahun ini, setidaknya hingga dua kali. Bisa saja kenaikan suku bunga terjadi pada semester dua. Hal ini dapat berimbas pada menguatnya dollar AS dan akhirnya menekan nikel.

Prediksi Andri, harga nikel akhir tahun masih akan berada di bawah US$ 8.927 per metrik ton. "Salah satu sentimen yang memberatkan harga adalah adanya proyeksi kelebihan pasokan dari Goldman," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto