KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Ifishdeco Tbk (
IFSH) optimistis permintaan nikel dunia terus meningkat hingga akhir tahun 2024 ini. Optimisme ini berkaca pada membaiknya sejumlah harga yang menjadi acuan perdagangan nikel. Salah satunya adalah Harga Patokan Mineral (HPM) pada bulan April mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2024, dari US$ 16.021,67 per per dry metric ton (dmt) menjadi US$ 17.424,52 per dmt. Agus Prasetyono, Direktur IFSH mengatakan, hal tersebut seiring dengan tingginya permintaan terhadap kendaraan listrik di dunia saat ini. Sehingga, ini sekaligus menjadi peluang bagi keberlangsungan usaha IFSH dalam jangka panjang.
Baca Juga: Ifishdeco (IFSH) Bagikan Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar Agus menilai, prospek usaha IFSH pada 2024 cukup cerah. Prospek IFSH didukung kebutuhan nikel dalam aplikasi perkembangan teknologi kendaraan listrik dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, IFSH akan terus melakukan ekspansi. Selain ditunjang oleh prospek industri nikel di tanah air yang masih cerah, aksi ini juga seiring dengan permintaan produk nikel yang tetap tinggi.
Asal tahu saja, saat ini IFSH sudah memiliki 3 izin usaha pertambangan (IUP), dengan rincian 2 IUP nikel dan 1 IUP silika. Produksi IUP nikel pada tahun 2023 adalah sebesar 2,29 juta metric ton. Hal ini menjadikan IFSH sebagai kontributor wajib pajak terbesar sektor penambangan dan penggalian terbesar di Sulawesi Tenggara. Sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024, produksi bijih nikel Ifishdeco ditargetkan sebanyak 2.202.975 ton pada tahun 2024.
Baca Juga: Emiten Ini Bakal Lepas Saham Hasil Buyback, Mana yang Menarik? Target produksi bijih nikel Ifishdeco ini meningkat menjadi 2.247.035 ton pada 2025, dan ditargetkan tumbuh maksimal menjadi 2.291.975 ton pada tahun 2026. Disimpulkan, rerata produksi tiap tahun sebanyak 2,2 juta atau 6,6 juta selama tiga tahun. Adapun lahan konsesi Ifishdeco terletak di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. “Total luas lahan yang dimiliki Ifishdeco adalah 2.580 Hektar dan IUP Operasi/Produksi adalah 800 hektar,” ujar Agus dalam siaran pers, Selasa (30/4)
IFSH membukukan penjualan neto secara konsolidasi sebesar Rp170,02 miliar sepanjang triwulan I-2024. Penjualan bersih ini antara lain berasal dari penjualan nikel ke pihak berelasi sebesar Rp61,39 miliar dan penjualan ke pihak ketiga sebesar Rp108,63 miliar.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Ifishdeco (IFSH) Kompak Tumbuh, Ini Faktor Pendorongnya Pada kuartal pertama tahun ini, IFSH berhasil menurunkan beban pokok penjualan sebesar 44,46% menjadi Rp99,94 miliar, dari Rp 179,95 miliar di tahun 2023. Seiring penurunan beban pokok tersebut, IFSH mampu mencatat laba kotor Rp 70,08 miliar per Maret 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli