KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (
ANTM) berhasil membukukan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2021. ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 26,47 triliun, naik 46,78% dari pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,03 triliun. Segmen yang menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih Aneka Tambang adalah emas. Per akhir September 2021, ANTM membukukan pendapatan dari segmen emas senilai Rp 17,67 triliun atau 67% dari total pendapatan. Pendapatan dari segmen emas naik 36,11% dari penjualan emas di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 12,98 triliun.
Dari sisi volume, ANTM mencatatkan penjualan emas sebanyak 19.871 kilogram (kg) atau setara 638.867 t.oz sepanjang sembilan bulan pertama 2021.
Baca Juga: Pendapatan dan EBITDA masih terjaga, simak rekomendasi saham XL Axiata (EXCL) Analis Panin Sekuritas Timothy Wijaya menilai, penjualan emas ANTM telah melebihi ekspektasi penjualan emas yang dipasang manajemen ANTM, yakni di angka 18 ton. Dia menilai, sejauh ini masih cukup
inline dengan hasil pada kuartal ketiga 2021. Walaupun harga emas sempat mengalami koreksi, patut dicermati bahwa ANTM melakukan
gold refining. Emas
bullion yang diimpor kemudian dilebur, agar tingkat kemurniannya meningkat dari 99,5% menjadi 99,99%, sebelum dijual kembali pada pasar domestik yang di kemudian dikenal sebagai emas Antam. Sehingga, keuntungan ANTM dapat tercapai melalui nilai tambah dari peleburan, dan tidak terpapar risiko pada perubahan harga emas. Selain emas, kinerja ANTM juga ditopang oleh segmen nikel yang tumbuh positif. Segmen feronikel mencatatkan penjualan sebesar Rp 4,34 triliun atau 16% dari total pendapatan bersih. Pendapatan dari segmen feronikel naik 33,03% dari realisasi di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,26 triliun.
Baca Juga: Didukung arus kas yang kuat, intip rekomendasi saham UNTR dari RHB Sekuritas Sedangkan segmen bijih nikel mencatatkan pendapatan senilai Rp 3,25 triliun atau 12% dari total pendapatan bersih ANTM. Pendapatan dari komoditas ini melejit 390,48% dari realisasi per akhir kuartal III-2020 yang hanya Rp 663,07 miliar. Timothy menilai, komoditas logam dasar punya prospek yang baik pada tahun 2022. Sektor metal
mining akan kembali menjadi sorotan setelah krisis energi yang membatasi penggunaan listrik di China dan India diperkirakan dapat mereda pada kuartal kedua 2022.
Editor: Tendi Mahadi