Prospek Pembangkit EBT Menjanjikan, Kinerja Kencana Energi Melesat di Awal Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) melihat prospek bisnis penyedia listrik energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia semakin terbuka karena didukung sejumlah kebijakan. Di tahun ini, KEEN optimistis dapat meraih kinerja yang lebih baik ditopang beroperasinya beberapa proyek EBT-nya. 

Presiden Direktur Kencana Energi Lestari, Henry Maknawi menjelaskan di sepanjang tahun ini, pihaknya menyiapkan belanja modal senilai US$ 17,2 juta yang akan dipergunakan untuk penyelesaian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) Ordi Hulu. 

“Hingga kuartal I 2023, dari total US$ 17,2 juta di tahun ini telah terserap sebesar US$ 2,5 juta,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5). 


Baca Juga: Kapasitas Pembangkit EBT Kencana Energi Lestari (KEEN) Akan Bertambah

Henry menjelaskan lebih lanjut, selain belanja modal untuk penyelesaian proyek PLTM Ordi Hulu, pihaknya juga telah mempersiapkan belanja modal untuk pengembangan beberapa proyek baru. 

Di sepanjang tahun ini, Henry melihat prospek bisnis EBT semakin meyakinkan. Kepercayaan diri Henry sebetulnya sudah tercermin pada kinerja keuangan KEEN di sepanjang kuartal I 2023. 

Hingga akhir Maret 2023, KEEN membukukan pendapatan tumbuh 50% year on year (YoY) menjadi US$ 13,16 juta dari sebelumnya US$ 9,66 juta di akhir Maret 2022. 

Pendapatannya di awal tahun ini bersumber dari 4 segmen proyek yakni pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 3x6 MW di Pakkat, Sumatera Utara, PLTA 3x7 MW di Air Putih (Bengkulu), PLTM 2x5 MW di Ma'dong (Sulawesi Selatan) dan PLTM 2x5 MW di Ordi Hulu (Sumatera Utara). 

Pada tiga bulan pertama tahun ini, PLTA Pakkat menghasilkan pendapatan senilai US$ 2,13 juta, PLTA Air Putih US$ 2,82 juta, PLTM Ma'dong US$ 1,37 juta, dan PLTM Ordi Hulu US$ 6,38 juta. 

Henry menjelaskan, ada sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2023 bila dibandingkan dengan kuartal II 2022 adalah. 

Baca Juga: Genjot Pembangkit EBT, KEEN Siap Mengoperasikan PLTS Tempilang di Kuartal I-2023

Pertama, meningkatnya hasil produksi listrik yang dihasilkan oleh proyek baru yaitu PLTM Ma'dong yang mulai beroperasional secara komersil sejak 25 Maret 2022. 

Kedua, perkembangan pembangunan PLTM Ordi Hulu yang per 31 Desember 2022 sudah mencapai 41,33%, kemudian per 31 Maret 2023 telah mencapai 58,2% dari target konstruksi. 

“Ini juga mendorong pendapatan dan laba Perseroan dari Construction Revenue,” terangnya. 

Seiring dengan tumbuhnya pendapatan, beban langsung KEEN mengalami lonjakan signifikan di mana pada kuartal I 2023 mencapai US$ 4,63 juta, sedangkan di kuartal I 2022 hanya US$ 595.774. 

Meski begitu, KEEN tetap bisa mempertahankan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 51,8% YoY menjadi US$ 4,92 juta. 

Tumbuhnya pendapatan dan laba di awal tahun ini membuat Henry optimistis melihat kinerja pada kuartal II 2023 dan di sepanjang tahun ini. 

Henry menjelaskan, sifat bisnis Independent Power Producer (IPP) sangat konsisten dari skema take or pay PLN. Selain itu kinerja KEEN di 2023 juga akan didukung dari tambahan pendapatan dari PLTM Ma’dong dan juga dari construction revenue PLTM Ordi Hulu.

Di tahun ini, KEEN akan mengoperasikan pembangkit hijau baru yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tempilang. Henry menjelaskan, beroperasinya PLTS Tempilang akan berdampak positif bagi KEEN karena listrik yang dihasilkan akan menyetrum operasional PLTBM Tempilang. 

 
KEEN Chart by TradingView

Dengan begitu hasil produksi PLTBM Tempilang yang dapat dijual kepada PLN diproyeksikan dapat meningkat hingga 10%.

Secara umum Henry memandang kebijakan energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri sudah baik, terutama dengan disahkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Melalui beledi tersebut, KEEN melihat prospek usaha penyediaan EBT karena adanya kepastian pendapatan proyek dan tarif yang baik. 

Ke depan, pihaknya melihat bahwa pelarangan PLTU baru dan percepatan penghentian operasi PLTU merupakan langkah yang baik yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia untuk transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE). 

Serta, insentif fiskal dan non-fiskal yang diberikan oleh Pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah untuk pengembangan EBT akan sangat mendukung investasi dan percepatan pengembangan EBT di dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .