Prospek penerbitan SBN semester pertama lebih baik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerinah harus memanfaatkan momentum penerbitan surat berharga negara (SBN) di semsster pertama tahun ini.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai prospek penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini, baik konvensional maupun syariah akan lebih baik dibanding tahun lalu.

David mengatakan, kondisi likuiditas domestik maupun eksternal saat ini cukup baik. Di eksternal, investor tengah mengalokasikan portofolionya dan Indonesia menjadi salah satu negara emerging market tujuan utama investor.


Sebab, "Dari sisi yield sangat menarik," kata David kepada KONTAN, Jumat (12/1).

David memperkirakan, minat investor asing terhadap Indonesia berpotensi lebih baik lagi. Sebab, ada kemungkinan salah satu lembaga pemeringkat surat utang internasional yaitu Moody's menaikkan kembali peringkat utang Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga berpeluang masuk ke Bloomberg Barclay's US Agregat Index Bonds. "Artinya kita masuk radar, nama kita tercantum dan menjadi acuan fund-fund di luar. Bisa sampai US$ 4 miliar-US$ 5 miliar (masuk ke pasar obligasi Indonesia) kalau kita bisa masuk ke index global itu," tambah dia.

Oleh karena itu lanjut dia, setidaknya tidak ada risiko yang perlu di khawatirkan di semester pertama tahun ini. Pemerintah kata David, perlu mewaspadai kondisi global di akhir tahun, utamanya kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Jika ekonomi AS tumbuh kuat, bisa jadi kenaikan suku bunga acuan The Fed lebih ekspansif dari perkiraan saat ini yang hanya tiga kali kenaikan.

Pemerintah sendiri memang akan menggunakan strategi front loading dalam pembiayaan utang tahun ini. Artinya, pemerintah akan menarik pembiayaan di awal tahun. Besarannya, mencapai 60% dari total penerbitan SBN di semester pertama dan 40% sisanya di semester kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto