Prospek Petrosea (PTRO) Makin Solid Usai Akuisisi SBPL, Simak Rekomendasinya



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek PT Petrosea Tbk (PTRO) ke depan kian terbuka seiring penguatan fundamental bisnis dan strategi ekspansi yang dijalankan perseroan.

Setelah beberapa tahun tertekan karena tingginya biaya pra-operasi dan kontribusi terbatas dari aset hasil akuisisi, kinerja PTRO kini jadi lebih solid. Melansir laporan keuangan, sepanjang sembilan bulan pertama 2025 perusahaan ini telah mencetak laba bersih US$ 6,93 juta, meningkat 141,8% secara tahunan.

Dicatat kenaikan pendapatan bersih 18,42% YoY menjadi US$ 603,84 juta. Per September 2025, aset PTRO mencapai US$ 1,39 miliar. Sedangkan kas dan setara kas mencapai US$ 66,06 juta.


Managing Director Research dan Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menekankan bahwa faktor yang menyebabkan kinerja PTRO tumbuh positif pada sembilan bulan pertama tahun ini ialah disokong kinerja bisnis utama yang solid.

Dicatatnya segmen konstruksi dan rekayasa tumbuh 20% YoY ke level US$ 271,8 juta dan bisnis penambangan tumbuh 28% YoY ke level US$ 267,1 juta.

Baca Juga: Petrosea (PTRO) Dirikan Anak Usaha Baru di Bidang Kesehatan

Namun, di sisi lain opex mengalami penurunan sebesar 18.9% YoY ke level US$ 31.9 juta, sehingga bottom line bisa tumbuh dengan signifikan di tengah kinerja top line yang terus tumbuh.

Dilihat pula PTRO banyak melakukan aksi korporasi yang senantiasa bisa menyokong kinerja dan harga saham PTRO. Pada November 2025, PTRO mengumumkan akuisisi 60% saham Scan-Bilt Pte Ltd (SBPL) senilai SGD 10,3 juta (US$ 8,03 juta), dengan sisa 40% saham tetap dimiliki oleh TCAL Engineering.

Kehadiran SBPL menambah kapabilitas eksekusi yang kuat di bidang konstruksi multidisiplin dan teknik sipil, yang mencakup fasilitas pengolahan migas darat (onshore), pabrik kimia, terminal tangki, hingga infrastruktur ketenagalistrikan.

Kendati demikian Harry menyinggung dampak ekspansi SBPL ini tidak akan secara langsung memberikan kontribusi besar terhadap kinerja laba PTRO.

“Nilai transaksi ekspansi yang sebesar SGD 10,3 ini relatif kecil terhadap skala PTRO, jadi dampak laba jangka pendek kemungkinan tidak langsung mengubah angka secara material,” jelas Harry kepada Kontan, Rabu (17/12/2025).

Namun secara strategis, menurut Harry ekspansi ini berpotensi signifikan. Manajemen menekankan SBPL untuk memperkuat kapabilitas multidisiplin EPC (khususnya chemical processing/onshore O&G) dan menjadi hub ekspansi ke Asia Pasifik & Oceania. Ini juga sekaligus mendiversifikasi sumber pendapatan di luar Indonesia.

 
PTRO Chart by TradingView

Lebih lanjut, Harry membeberkan bahwa sejumlah sentimen yang perlu diperhatikan terhadap kinerja PTRO ialah adanya kebijakan ekspor baru, yang mana ada wacana bea keluar ekspor batu bara sebesar 1%–5% mulai 1 Januari 2026.

Kebijakan bea keluar ini bisa berisiko menekan cashflow atau insentif ekspansi pada sebagian miner coal dan bahkan implikasinya bisa merambat ke kontraktor.

Dari sisi fundamental, Harry pun memproyeksikan pendapatan PTRO sepanjang 2025 akan mencapai US$ 847 juta, dengan laba bersih bisa mencapai US$ 10 juta atau meningkat 3,1% YoY dibanding realisasi laba bersih US$ 9,7 juta pada tahun buku 2024.

Dengan begitu, Harry memberikan rekomendasi kepada investor untuk Spec Buy saham PTRO dengan target harga Rp 17.000 per saham.

Selanjutnya: Cara Membuat Akun SNPMB Siswa untuk Mendaftar Jalur SNBP 2026

Menarik Dibaca: Konsumen Indonesia Kini Lebih Fokus ke Barang Tahan Lama, Ini Temuan Lazada

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News