JAKARTA. Harga platinum masih dibayangi oleh peluang kenaikan suku bunga The Fed. Proyeksi defisit platinum di tahun 2017 sulit mendorong tren positif pada pergerakan harga. Mengutip Bloomberg, Senin (19/12) pukul 15.50 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange melemah 0,14% ke level US$ 926,3 per ons troi dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir platinum tergerus 0,8%. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, tekanan utama harga platinum berasal dari penguatan dollar AS setelah The Fed menaikkan suku bunga menjadi 0,75%. "Ada sinyal kenaikan suku bunga tiga kali lagi tahun 2017. Ini yang sangat ditakutkan pelaku pasar," ujarnya.
Seperti terlihat pada Kamis pekan lalu (15/12), di mana harga platinum mencapai level terendah sejak Februari 2016 di US$ 893,6 setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga dan outlook kebijakan 2017. Di sisi lain, kebijakan produsen minyak yang tergabung dalam OPEC untuk membatasi produksi dapat menjadi penyeimbangan harga platinum. Pasalnya, kenaikan harga minyak akibat pembatasan produksi OPEC dapat turut mengangkat harga komoditas lain termasuk platinum. Ibrahim menebak platinum akan cenderung melemah dan menyentuh level US$ 920,5 pada akhir tahun. Pasar komoditas juga akan sepi mengingat libur hari natal dan tahun baru. Setelah itu, harga platinum memiliki kesempatan rebound pada awal tahun depan meski hanya jangka pendek. Program infrastruktur AS dapat membawa sentimen positif bagi platinum mengingat bulan depan merupakan pelantikan presiden Trump. Lalu sentimen positif lain berasal pembatasan produksi minyak OPEC yang mulai berjalan bulan Januari.