Prospek reksadana pasar uang masih positif pasca pemangkasan suku bunga BI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) secara resmi menurunkan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%, suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 4% dan suku bunga lending facility 25 bps menjadi 5,5%.

Dengan penurunan suku bunga, otomatis bunga deposito juga akan turun. Hal ini akan berdampak pada reksadana pasar uang yang portofolionya berisikan deposito. Meskipun BI memutuskan untuk memangkas suku bunga, manajemen investasi masih optimis kinerja reksadana pasar uang masih akan positif bahkan tetap diminati oleh investor.

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, Alvin Pattisahusiwa menilai, pemotongan suku bunga justru dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mendapat imbal hasil yang lebih besar dalam jangka pendek. “Imbal hasil yang dihasilkan oleh reksadana pasar uang akan lebih menarik terutama yang memiliki strategi underlying deposito kurang dari satu bulan dan obligasi di bawah satu tahun,” kata Alvin kepada Kontan.co.id Jumat (21/2).


Baca Juga: IHSG Rebound, Daftar Saham Gocap Malah Bertambah Panjang

Selain itu reksadana pasar uang juga berpotensi memberikan return lebih tinggi karena reksadana pasar uang memiliki alternatif instrumen investasi yakni obligasi dengan jatuh tempo di bawah satu tahun.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich sependapat dengan Alvin bahwa penurunan suku bunga dapat dijadikan momen bagi investor untuk mendulang keuntungan. Menurut Farash, obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun masih akan terkena dampak positif dari penurunan suku bunga.

“Dampak positif penurunan BI Rate dapat berbentuk capital gain yang akhirnya menopang kinerja reksadana pasar uang,” kata dia.

Baca Juga: Asabri Minta Polisi Tagih Benny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat

Di sisi lain, Farash menambahkan untuk penempatan reksadana pasar uang terbaru dapat berpotensi mendapatkan imbal hasil yang lebih rendah karena pemangkasan suku bunga. “Ke depan, portofolio deposito dalam reksadana pasar uang juga akan mengalami penyesuaian,” ujar dia.

Reksadana pasar uang berpotensi memberikan imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan deposito dengan likuiditas setara tabungan. Alvin memproyeksikan reksadana pasar uang milik Mandiri Manajemen Investasi dapat memberikan return sebesar 5% hingga 5,5% dengan target asset under management (AUM) total meningkat sebesar 13,79% menjadi Rp 66 triliun pada tahun 2020.

Sedangkan Farash memproyeksikan reksadana pasar uang milik Avrist Asset Management akan memberikan return berkisar 5,5% dengan target AUM Rp 8 triliun di tahun 2020. “Target return untuk reksadana pasar uang hingga akhir tahun berkisar 5,5% bersih setelah pajak,” tandas Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati