Prospek Reksadana Saham Masih Menarik, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja reksadana saham berhasil tumbuh tetapi berbanding terbalik dengan dana kelolaan reksadana dan unit penyertaan pada Agustus 2022 mengalami penurunan. 

Berdasarkan data dari Infovesta Utama pada 1 September 2022, Kinerja reksadana saham yang terlihat dari Infovesta 90 Equity Fund Index mendapatkan kinerja tertinggi 3,61% secara year to date (ytd) dan 2,18% secara bulanan (mom).

Sementara, AUM industri reksadana saham pada bulan Agustus sebesar Rp 108,555 miliar turun atau turun 3,01% dibandingkan bulan sebelum yang sebesar Rp 111,825 millar. 


Sedangkan unit penyertaan (UP) pada reksadana saham tercatat pada Agustus 2022 jumlah UP sebesar 78,675 miliar unit atau turun 2.94% dibandingkan bulan sebelum yang sebesar 80,993 milliar unit. 

Baca Juga: Reksadana Masih Bisa Jadi Investasi Pilihan Saat Inflasi Tinggi

Head of Investment Specialist and Product Development Sucorinvest Asset Management Lolita Liliana mengatakan penurunan dana kelolaan diakibatkan adanya penurunan UP. 

"Mengingat hingga bulan Agustus 2022, IHSG mengalami kenaikan cukup tinggi sehingga sebagian nasabah merealisasikan keuntungannya," ujar Loli kepada Kontan.co.id, Selasa (13/9). 

Loli mengatakan prospek reksadana saham ke depannya masih menarik mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berlanjut. 

"Kami mempertahankan pandangan optimis bahwa IHSG dapat terus berpotensi melanjutkan rally sepanjang 2022 karena posisi Indonesia yang masih diuntungkan dari kenaikan harga komoditas dan kinerja ekspor yang terus menopang pertumbuhan ekonomi domestik secara keseluruhan," tuturnya

Loli mengatakan mulai melirik sektor perbankan dimana pertumbuhan kredit seiring pulihnya daya beli masyarakat yang kemudian akan mendorong belanja masyarakat dan akan diikuti oleh belanja pada sektor turunan seperti retail dan properti. 

Baca Juga: Return Reksadana Campuran Diprediksi Bisa Capai 5% di Tahun Ini

Melihat perkembangan aktivitas ekonomi dan pasar secara global, fluktuasi pasar cenderung sedang meningkat dalam jangka pendek yang dipicu oleh kekhawatiran kenaikan inflasi dan suku bunga. 

"Namun Prospek reksadana saham ke depannya masih menarik mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berlanjut," tuturnya. 

Seiring dengan meningkatnya literasi finansial dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan yang juga ditandai dengan kenaikan jumlah investor. 

Loli optimis pertumbuhan dana kelolaan dapat terus meningkat hingga akhir tahun atas dasar tingginya permintaan untuk berbagai produk investasi yang likuid, mudah dijangkau, transparan, dan dikelola secara profesional yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, profil resiko dan jangka waktu investasi nasabah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli