KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur diharapkan bisa tumbuh lebih tinggi. Pada tahun Naga Kayu ini, pemerintah membidik target pertumbuhan industri pengolahan sebesar 5,80%, lebih tinggi dari target tahun 2023 di angka 4,81%. Target tersebut turut mempertimbangkan
Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang masih berada dalam fase ekspansi sampai akhir tahun lalu.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan juga memperkirakan, tahun 2024 akan lebih kondusif bagi industri manufaktur. Selain ada ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed, diharapkan permintaan dari China akan semakin pulih.
Baca Juga: Pengusaha Mulai Was-was dengan Prospek Sektor Manufaktur ke Depan Di sisi lain, Pengamat Pasar Modal CSA Insitute David Sutyanto mengatakan, ekonomi global masih diliputi ketidakpastian. Alhasil, emiten yang berorientasi pada pasar dalam negeri akan lebih prospektif tahun ini. Robin Haryadi,
Analis & Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas Solo menilai, masih ada sejumlah tantangan di industri ini. Misalnya, PT Astra International Tbk (
ASII) yang dibayangi potensi arus masuk mobil listrik China yang semakin deras. "Jadi pertumbuhan emiten tergantung seberapa cepat stimulus akan dilaksanakan," ungkap Robin, kemarin.
Baca Juga: Target Pertumbuhan Industri Tinggi, Saham Manufaktur Ini Layak Dikoleksi Sebagai strategi investasi, Robin menyarankan pelaku pasar untuk memilah saham yang cenderung tahan banting terhadap situasi makro ekonomi dan tingkat suku bunga yang masih tinggi. Kemudian cermati prospek bisnisnya. Robin menilai, emiten di industri kabel menarik diperhatikan menimbang permintaan yang tumbuh. Menurutnya, saham yang menarik adalah SCCO. Lalu, dengan posisi harga saham yang masih terkoreksi, Robin menilai ASII tetap layak dikoleksi. Sedangkan
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menimpali, target pertumbuhan realisasi investasi yang sedang dikejar oleh pemerintah akan memberikan katalis positif untuk sektor manufaktur, mineral dan
metal mining, serta sektor pendukungnya.
Baca Juga: Prospek Sektor Barang Baku Masih Jitu, Simak Saham Pilihan Analis Ratih pun menyematkan rekomendasi beli saham
UNTR,
ADMR,
MDKA, dan
MBMA.
Sedangkan David memilirik saham
UNTR dan
IMPC. Sementara itu, Valdy menjagokan saham di sektor barang baku dan barang konsumsi. Saham pilihannya adalah
ANTM,
INCO,
AALI,
INDF,
ICBP, dan
UNVR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli