Prospek saham pertambangan emas masih cerah, ini rekomendasi ANTM dan MDKA



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebentar lagi bakal kedatangan emiten baru dari sektor pertambangan emas yakni PT Archi Indonesia.

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu mengatakan, hadirnya Archi Indonesia menjadikan sektor emas di bursa saham lebih atraktif bagi investor. Dessy bilang Archi Indonesia dapat menjadi pesaing perusahaan sejenis dengan tingkat cadangan dan produksi yang cukup baik.

Sebagai informasi, Archi yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1,9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020. Sementara cadangan bijih emas Archi per akhir Desember 2020, masih tercatat  sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton).

Sekarang ini perusahaan tersebut juga tengah meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan bijih emas dan terus melakukan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan emas baru

Pada hajatan initial public offering (IPO), Archi membuka kisaran harga Rp 750-Rp 800 per lembar saham. Dilihat dari segi harganya, Dessy menambahkan valuasi Archi Indonesia terbilang cukup murah dan rentang harga IPO tersebut cukup atraktif bagi investor yang berminat investasi di sektor tambang emas.

Baca Juga: Ada Potensi Cuan dari Supercycle Komoditas, Saham MEDC, ANTM, dan INCO Makin Menarik

Analis Henan Putihrai Sekuritas Meilki Darmawan menambahkan, dilihat dari fundamentalnya, Archi berhasil membukukan laba tahun berjalan 2020 sebesar US$ 393 atau naik 2% YoY. Kondisi tersebut menggambarkan situasi emiten yang solid dalam mengelola bisnis dan masih bisa bertumbuh di tengah lesunya ekonomi.

"Tujuan IPO nanti akan banyak di alokasinya untuk membayar utang dengan tujuan mengurangi risiko hutang di jangka panjang khususnya hutang dari pihak ketiga. Jadi menurut saya, Archi masih cukup menarik jika investor ingin masuk," papar Meilki, Jumat (4/6).

 
ANTM Chart by TradingView

Dessy memandang, sektor pertambangan emas ini masih prospektif di tahun ini meski pergerakan emas saat ini lebih melandai dibanding 2020 lalu. Ia memperkirakan emas masih akan bertahan menjadi komoditas yang disukai investor sebagai tujuan investasi. Adapun SSI memproyeksikan harga emas untuk tahun ini sampai 2022 akan berada pada level US$ 2.000-1.800 per oz.

Dessy menambahkan sentimen negatif untuk sektor ini datang dari ketidakpastian global yang dapat menjadikan komoditas emas lebih fluktuatif pergerakannya. Sedangkan langkah pemerintah Amerika Serikat yang masih mempertahankan stimulus berpotensi mendorong permintaan emas lebih tinggi bisa jadi sentimen positif untuk sektor ini.

 
MDKA Chart by TradingView

Dari sektor ini, Dessy menilai saham ANTM menarik untuk dikoleksi karena emiten ini melakukan diversifikasi produk yang lebih luas. Ia merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 3.230 per saham.Sementara itu, Meilki memberikan rekomendasi buy untuk saham MDKA dan ANTM dengan target harga masing-masing sebesar Rp 2.800 dan Rp 2.800.

Selanjutnya: Kinerja diprediksi naik, simak rekomendasi analis untuk saham ANTM dan MDKA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .