Prospek Sampoerna Agro (SGRO) masih terbebani pelemahan harga CPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten perkebunan, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) pada kuartal III tahun 2018 masih belum membaik. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, SGRO membukukan penurunan penjualan 10% menjadi Rp 2,28 triliun hingga September 2018. Padahal pada periode sama tahun lalu SGRO mampu mencatatkan penjualan Rp 2,53 triliun.

Beban pokok penjualan pun turun 8% menjadi Rp 1,68 triliun dari Rp 1,83 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu. Alhasil, laba bersih SGRO turun 17% menjadi Rp 168,84 miliar pada September 2018 dari Rp 203,49 miliar di September tahun lalu.

Analis MNC Sekuritas, Krestanti Nugrahane Widhi menyebut, melorotnya laba SGRO pada kuartal III-2018 tak lepas dari penurunan penjualan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 9,94%. Penurunan harga jual (average selling price), juga turut mendorong pelemahan pendapatan SGRO kini.


“Harga CPO global masih dalam tren melemah, dan harga CPO masih akan bergerak di rentang RM 2.100 sampai RM 2.300 hingga akhir tahun 2018. Namun harga akan perlahan meningkat menjadi RM 2.300 sampai RM 2.600 pada tahun 2019,” kata Krestanti kepada Kontan.co.id, Selasa (30/10).

Krestanti menambahkan, pada Januari hingga Maret 2019, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memprediksikan Indonesia masuk musim kemarau dengan probabilitas sebesar 70%. Nah, curah hujan yang rendah akan berdampak pada penurunan produksi sawit ini.

“Sehingga besar kemungkinan berpotensi menurunkan suplai, namun akan mengerek harga CPO. Inpres tentang moratorium lahan sawit membuat suplai sedikit menjadi booster peningkatan bagi harga CPO,” tandasnya.

Jika melihat tren harga CPO yang diprediksi melemah hingga akhir tahun ini, Krestanti memperkirakan, kinerja SGRO sepanjang tahun ini juga masih akan menurun dibanding tahun lalu. “Kalau tahun lalu pendapatan mencapai Rp 3,61 triliun, tahun 2018 target pendapatan berdasarkan konsensus mencapai Rp 3,46 triliun. Sedangkan laba akhir tahun 2018 sebesar Rp 289 miliar,” ujarnya.

Hanya saja, Krestanti melihat, program pemerintah menerapkan kebijakan B20 hingga rencana B30 pada tahun 2019 akan menjadi sentimen positif bagi SGRO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat