JAKARTA. Indonesia patut berbangga karena menjadi penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Minyak nilam, misalnya. Sebab, sekitar 90% kebutuhan minyak Nilam dunia dengan volume 1.600 ton per tahun dipasok dari Indonesia. Minyak Atsiri merupakan bahan baku pembuatan parfum yang berfungsi sebagai pengikat. Selain itu, Atsiri juga menjadi bahan baku perasa makanan, pewangi deterjen dan lainnya.Sayangnya, potensi itu kurang tergarap maksimal oleh para pelaku industri lokal. Hingga kini, belum ada satu pun produsen produk jadi minyak nilam lokal seperti parfum yang mampu bersaing di pasar dunia.Bahkan, dari total ekspor minyak nilam sebesar US$ 103 juta pada 2008, nilai impor produk jadinya justru empat kali lipat hingga US$ 401 juta."Kondisi ini sebenarnya sungguh ironis," kata Ketua Dewan Atsiri Indonesia Wien Gunawan, hari ini (26/10).
Prospek Sangat Menjanjikan, Pasar Belum Tergarap
JAKARTA. Indonesia patut berbangga karena menjadi penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Minyak nilam, misalnya. Sebab, sekitar 90% kebutuhan minyak Nilam dunia dengan volume 1.600 ton per tahun dipasok dari Indonesia. Minyak Atsiri merupakan bahan baku pembuatan parfum yang berfungsi sebagai pengikat. Selain itu, Atsiri juga menjadi bahan baku perasa makanan, pewangi deterjen dan lainnya.Sayangnya, potensi itu kurang tergarap maksimal oleh para pelaku industri lokal. Hingga kini, belum ada satu pun produsen produk jadi minyak nilam lokal seperti parfum yang mampu bersaing di pasar dunia.Bahkan, dari total ekspor minyak nilam sebesar US$ 103 juta pada 2008, nilai impor produk jadinya justru empat kali lipat hingga US$ 401 juta."Kondisi ini sebenarnya sungguh ironis," kata Ketua Dewan Atsiri Indonesia Wien Gunawan, hari ini (26/10).