Prospek SIDO Didorong Kontribusi Ekspor, Intip Rekomendasi Sahamnya dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diperkirakan akan bertumbuh di tahun 2023. Salah satu pendorongnya dari peningkatan permintaan pada pasar ekspor.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto mengatakan, menjelaskan kinerja bottom line kuartal I terselamatkan oleh efisiensi biaya operasional. Hal ini menyusul pertumbuhan yang terbatas pada kinerja keuangannya.

Sebagai pengingat, SIDO mencatatkan penjualan sebesar Rp 907,30 miliar atau tumbuh 3,04% secara tahunan (YoY). Sementara laba bersih hanya tumbuh 1,78% YoY menjadi Rp 300,28 miliar.


Untuk pendapatan, Natalia mencermati pendorongnya dari pertumbuhan pada segmen makanan dan minuman (F&B) sebesar 7,1% YoY lantaran ekspor yang lebih kuat dan dukungan produk barunya, RTD Alang Sari. 

Baca Juga: Kinerja SIDO Berpotensi Tumbuh Terbatas pada 2023, Intip Rekomendasi Sahamnya

Namun, volume penjualan yang lebih rendah, terutama dari produk herbal menekan marjin laba kotor yang lebih rendah di kuartal I 2023.

"Fleksibilitas dalam pengeluaran iklan dan promosi memberikan dorongan pada laba bersih di kuartal I 2023," tulisnya dalam riset, Selasa (2/5).

Pihaknya mengekspektasikan penjualan yang lebih baik di kuartal II. Hal ini disebabkan tingkat stok di pengecer dan grosir yang masih di level rendah hingga normal.

"Oleh karena itu, kami memperkirakan penjualan yang lebih kuat pada Mei dan Juni 2023 akan mendukung pendapatan kuartal II 2023," sambungnya.

Untuk divisi F&B, Natalia menilai pertumbuhan yang lebih lambat pada penjualan VIT C1000. Namun akan diimbangi oleh peningkatan permintaan di pasar ekspor dan penjualan produk baru.

Menurutnya, permintaan di Nigeria dan negara-negara sekitarnya telah mengalami peningkatan dalam beberapa minggu terakhir. Untuk Filipina, distributor baru disebutnya akan membantu mendukung penjualan yang lebih kuat.

Karenanya, dari kontribusi ekspor sebesar 6% terhadap pendapatan di kuartal I 2023, selanjutnya diperkirakan kontribusinya akan meningkat menjadi 8%-9% pada akhir 2023. Selain itu, untuk pendapatan bisnis Farmasi diharapkan juga lebih baik karena FDA telah memberikan persetujuan untuk produk andalannya, Anacetine.

Kemudian, SIDO telah meluncurkan produk baru bernama Esemag, produk herbal untuk meredakan maag. Diperkirakan total nilai pasar produk antasida di Indonesia telah mencapai Rp 2 triliun yang didominasi oleh produk kimia, sehingga menyisakan ruang untuk pertumbuhan produk herbal.

Baca Juga: Laba Menipis, Dividen Emiten Tambang Batubara Diproyeksi Mengempis

Secara keseluruhan, BRI Danareksa Sekuritas mengestimasikan SIDO membukukan pendapatan sebesar Rp 4,32 triliun atau tumbuh 11,91% YoY. Sementara laba bersih diperkirakan tumbuh 12,72% menjadi Rp 1,24 triliun.

Natalia mempertahankan rating buy SIDO dengan target harga Rp 1.000. 

"Risiko terhadap rekomendasi kami adalah pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan serta biaya input yang lebih tinggi, dan biaya operasional yang lebih tinggi yang dapat memberikan tekanan pada margin di masa depan," imbuhnya.

 
SIDO Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi