JAKARTA. Harga tembaga terjun ke level terendah setelah mengalami kenaikan di awal pekan ini. Efek devaluasi mata uang yuan ternyata justru memukul harga tembaga. Mengutip Bloomberg, Kamis (13/8) pukul 12.54 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,5% ke level US$ 5.165 per metrik ton. Pada Selasa (11/8), tembaga mencatat level terendah sejak tahun 2009 di angka US$ 5.125 per metrik ton. Merosotnya harga tembaga ini bersamaan dengan harga komoditas lain. Penyebabnya, aksi devaluasi yuan oleh China yang pada akhirnya melambungkan nilai tukar dollar AS dan memukul harga komoditas. Sepanjang tahun ini harga tembaga sudah melorot 18%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, keputusan Bank Central China untuk mendevaluasi mata uang yuan bertujuan untuk menggenjot ekspor. Jika ekspor meningkat, maka pertumbuhan ekonomi China juga diharapkan tumbuh positif dan akhirnya berdampak pada kenaikan permintaan tembaga. "Tetapi untuk mengetahui efeknya kita harus menunggu data yang akan datang seperti GDP China di kuartal III-2015. Kondisi yang terjadi sekarang belum cukup untuk mengerek harga tembaga," ujar Andri.