KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT United Tractors (
UNTR) berpotensi makin cerah di tahun ini. Produsen alat berat merek Komatsu ini masih akan menerima manfaat dari kenaikan harga batubara. Mengutip laporan keuangan sepanjang 2021, UNTR berhasil meraup laba bersih Rp 10,28 triliun. Angka tersebut naik 71% secara
year on year (yoy). UNTR juga mencatat kenaikan pendapatan sebesar 32% yoy menjadi Rp 79,5 triliun. Volume penjualan alat berat mencapai 3.088 unit atau naik 97% jika dibandingkan dengan ahun 2020 sebanyak 1.564 unit. Manajemen mengatakan meningkatnya harga batubara dan peningkatan aktivtas di sektor penggunaan alat berat berdampak pada meningkatnya permintaan alat berat.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Ketiban Berkah Bisnis Pertambangan Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu memandang tren harga batubara yang tinggi masih akan menopang kinerja UNTR di sepanjang tahun ini. Chandra mengamati ada tiga segmen bisnis UNTR yang bersinggungan langsung maupun tidak langsung dengan kenaikan harga batubara.
Pertama, permintaan alat berat masih akan naik seiring para penambang batubara meningkatkan volume produksi.
Kedua, kegiatan di anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara yang merupakan kontraktor pertambangan juga terjadi kenaikan volume pekerjaan dari
overburden removal maupun produksi batubara untuk pihak ketiga.
Ketiga, kenaikan harga batubara dari tambang UNTR akan juga berkontribusi pada pertumbuhan kinerja. Mengenai harga batubara, Chandra mengatakan selama masih terjadi ketegangan Rusia dan Ukraina maka harga batubara akan tetap tinggi. Bahkan jika perang selesai harga batubara masih akan tinggi karena adanya sanksi ekonomi.
Baca Juga: Harga Emas Berkilau, Begini Rencana Bisnis United Tractors (UNTR) Senada, Cindy Alicia Ramadhania, Analis NH Korindo Sekuritas menulis dalam risetnya, harga batubara diproyeksikan masih akan lanjut menguat. Ini disebabkan tensi permasalahan Rusia-Ukraina masih mengganggu pasokan komoditas energi. UNTR menargetkan penjualan alat berat mencapai 3.700 unit di tahun ini. Chandra menilai target tersebut dapat tercapai karena antrian permintaan alat berat masih cukup panjang, hingga tahun 2023 akibat terbatasnya pasokan. Namun, Budi Rustanto, Analis Valbury Sekuritas menyebut, di tengah tren kenaikan inflasi, Komatsu berencana untuk menaikkan harga jual secara bertahap. Persaingan jadi semakin ketat karena alat berat asal China bisa dihargai lebih murah dari alat berat Komatsu asal Jepang.
Baca Juga: Berikut Sejumlah Saham Pilihan Saat Harga komoditas Sedang Melejit Meski begitu, Budi mengatakan UNTR sudah menyiapkan strategi penjualan agar tetap unggul dalam persaingan industri alat berat. "UNTR berencana meluncurkan model ekonomis dan dua model untuk setiap kelas di tahun ini untuk menutup kesenjangan harga sebesar 10%," kata Budi dalam riset. Budi memproyeksikan penjualan alat UNTR akan tetap terjaga karena merambah ke sektor konstruksi dan kehutanan. Dengan begitu, pangsa pasar Komatsu diharapkan naik jadi 23% di tahun dari dari 21% di tahun 2021.
Budi mempertahankan rekomendasi beli dan memasang target harga UNTR di Rp 29.000 per saham. Sementara, Chandra merekomendasikan beli UNTR dan memasang target harga di Rp 31.400 per saham. Kompak, Cindy merekomendasikan beli dan memasang target harga Rp 31.200 per saham. Selasa (22/3), harga saham UNTR ditutup pada Rp 25.550 per saham.
Baca Juga: Yuk Intip, Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) yang Punya Kinerja Mentereng Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati