JAKARTA. Satu lagi tawaran reksadana baru. PT Prospera Asset Management menerbitkan reksadana saham anyar BUMN Growth Fund pada Jumat (8/5) ini. President Director Prospera Asset Management Yosep Chandra mengatakan, pihaknya memanfaatkan tekanan pasar untuk masuk dan mengoleksi saham di harga murah namun masih memiliki prospek menarik. Produk ini memiliki kebijakan menempatkan portfolio pada mayoritas atau 55% di saham badan usaha milik negara (BUMN). Sedangkan lainnya akan diputar pada saham-saham berkapitalisasi besar LQ45 dan saham bervaluasi menarik. Strategi tersebut dilakukan untuk memaksimalkan return dan mengurangi risiko. "Meski saat ini sentimen di saham BUMN tidak terlalu bagus, namun berpotensi mengalami pertumbuhan sehingga masih positif," kata Yosep, Jakarta. Karena diputar di saham BUMN, dia mengklaim produk ini memiliki risiko yang rendah. "Saham-saham perusahaam BUMN merupakan paling aman di peta saham Indonesia karena milik pemerintah sehingga terhindar dari kebangkrutan, " ujar Yosep, Jakarta. Selain aman, ujar Yosep, saham-saham BUMN juga berpotensi memberikan return tinggi. Berdasarkan hasil analisa dalam tiga tahun, saham BUMN mampu berkinerja rata-rata sekitar 20% hingga 25%. "Kami perkirakan reksadana ini mampu membagikan return 15% tahun ini, " tutur Yosep. Nantinya, perusahaan akan menerapkan strategi menyeimbangkan antara trading saham dan buy hold. Saat ini, pihaknya telah mengantongi komitmen dana lebih dari Rp 25 miliar untuk produk ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Prospera luncurkan reksadana baru BUMN Growth Fund
JAKARTA. Satu lagi tawaran reksadana baru. PT Prospera Asset Management menerbitkan reksadana saham anyar BUMN Growth Fund pada Jumat (8/5) ini. President Director Prospera Asset Management Yosep Chandra mengatakan, pihaknya memanfaatkan tekanan pasar untuk masuk dan mengoleksi saham di harga murah namun masih memiliki prospek menarik. Produk ini memiliki kebijakan menempatkan portfolio pada mayoritas atau 55% di saham badan usaha milik negara (BUMN). Sedangkan lainnya akan diputar pada saham-saham berkapitalisasi besar LQ45 dan saham bervaluasi menarik. Strategi tersebut dilakukan untuk memaksimalkan return dan mengurangi risiko. "Meski saat ini sentimen di saham BUMN tidak terlalu bagus, namun berpotensi mengalami pertumbuhan sehingga masih positif," kata Yosep, Jakarta. Karena diputar di saham BUMN, dia mengklaim produk ini memiliki risiko yang rendah. "Saham-saham perusahaam BUMN merupakan paling aman di peta saham Indonesia karena milik pemerintah sehingga terhindar dari kebangkrutan, " ujar Yosep, Jakarta. Selain aman, ujar Yosep, saham-saham BUMN juga berpotensi memberikan return tinggi. Berdasarkan hasil analisa dalam tiga tahun, saham BUMN mampu berkinerja rata-rata sekitar 20% hingga 25%. "Kami perkirakan reksadana ini mampu membagikan return 15% tahun ini, " tutur Yosep. Nantinya, perusahaan akan menerapkan strategi menyeimbangkan antara trading saham dan buy hold. Saat ini, pihaknya telah mengantongi komitmen dana lebih dari Rp 25 miliar untuk produk ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News