KONTAN.CO.ID - LOUISVILLE. Kondisi keamanan di Amerika Serikat (AS) semakin rapuh. Seorang pemilik restoran kulit hitam ditembak mati di Kentucky pada Senin pagi (1/6) ketika polisi dan pasukan Garda Nasional menembakkan senjata ketika membubarkan kerumunan yang memprotes pembunuhan polisi terhadap warga Amerika keturunan Afrika George Floyd. Walikota Kentucky Greg Fischer mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, kepala polisi di Louisville dipecat dan dua petugas diberi cuti administratif setelah pihak berwenang mengetahui bahwa petugas telah menembakkan senjata mereka tanpa menggunakan kamera tubuh untuk merekam apa yang terjadi. "Kami mengalami tragedi mengerikan semalam di 26th dan Broadway. "Kami kehilangan seorang warga negara yang luar biasa bernama David McAtee," kata Fischer," seperti dikutip Reuters, Senin (2/6).
Baca Juga: Mantan Presiden AS Obama kutuk kekerasan terhadap para demonstran Kematian McAtee, yang memiliki resto Yaya's BBQ, menandai kedua kalinya polisi Louisville tidak menggunakan kamera tubuh selama insiden penembakan di mana seorang warga kulit hitam yang tidak bersenjata terbunuh. McAtee terbunuh tak jauh dari lokasi restonya. Seperti para pengunjuk rasa di seluruh negeri, para pengunjuk rasa di Louisville marah dengan perlakuan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis setelah dijepit di bawah lutut petugas kulit putih selama hampir sembilan menit. Tetapi mereka juga memprotes para perwira Louisville yang menembak wanita kulit hitam berusia 26 tahun bernama Breonna Taylor pada 13 Maret 2020 lalu ketika menjalankan perintah "no knock" search warrant di apartemennya.