Provident Agro jual aset Rp 2,7 triliun



JAKARTA. PT Provident Agro Tbk (PALM) menjual beberapa aset kebun. Setidaknya ada empat anak usaha yang akan dijual perusahaan ini. PALM menjual aset perkebunan ke dua perusahaan perkebunan lain, yakni PT Galanggang Maju Bersama dan PT Mandhala Cipta Purnama.

Direktur Utama PALM Tri Boewono mengatakan, empat aset yang dijual itu adalah PT Global Kalimantan Makmur, PT Semai Lestari, PT Nusaraya Permai, dan PT Saban Sawit Subur. Total nilai transaksi itu mencapai sekitar Rp 2,7 triliun.

"Transaksi ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan hasil investasi optimal," ujar Tri, dalam prospektus ringkas, Selasa (12/7).


Nilai penjualan saham Global Kalimantan Rp 1,5 triliun dan Semai Lestari Rp 600 miliar. Kedua aset ini dilego ke Gelanggang Maju Bersama. Nilai penjualan saham Saban Sawit Rp 500 miliar dan Nusaraya Permai Rp 75 miliar.

Kedua aset ini dijual ke Mandhala Cipta Purnama, perusahaan berbasis Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Berdasarkan laporan keuangan PALM, anak-anak usaha ini membukukan laba bersih sepanjang tahun lalu.

Global Kalimantan yang memiliki aset Rp 965 miliar membukukan laba bersih Rp 7,7 miliar di tahun 2015. PALM belum menyebut rencana penggunaan dana hasil penjualan saham ini. Yang jelas, dari hasil penilaian independen, dampak transaksi adalah menyusutnya aset dari Rp 5,5 triliun menjadi Rp 4,6 triliun hingga April 2016.

Liabilitas jangka panjang PALM menyusut dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Utang jangka pendek berkurang dari Rp 1 triliun menjadi Rp 595 miliar.

Keinginan Saratoga?

Sebagai catatan, PALM termasuk aset investasi Grup Saratoga. Beberapa waktu lalu, Grup Saratoga dikabarkan bakal menjual beberapa portofolio investasi. Salah satu investasi yang siap dilepas PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) adalah investasi di PT Medco Power Indonesia.

SRTG bersama dua mitra bisnisnya memiliki 51% di saham Medco Power. Sisa 49% saham dimiliki oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Direktur SRTG Andi Esfandiari sempat mengungkapkan, SRTG sedang bernegosiasi dengan perusahaan Thailand terkait divestasi saham Medco Power.

Kabar yang beredar, perusahaan Thailand yang melirik Medco Power adalah Amata B Grimm Power Group bersama dengan Global Power Synergy Plc. Perusahaan ini sempat melakukan pembicaraan serius dengan SRTG. Divestasi maksimal 51% saham di Medco Power itu karena SRTG ingin menyegarkan portofolio bisnis.

Andi menyatakan, perseroan ingin mendapatkan dividen reguler dari perusahaan investasi, sehingga bisa kembali menyalurkan dividen ke pemegang saham. "Ini salah satu bentuk daur ulang pendanaan agar ada inflow yang sehat. Bukan karena kami tidak suka sektornya, tetapi memang menjadi regular investment saja," ujarnya.

William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, menilai, penjualan beberapa aset PALM ini tak lepas dari niat Saratoga menyegarkan investasi. Maklum, sektor perkebunan belum memiliki kepastian jangka panjang.

"Bisa saja mereka melihat nilai investasinya bagus, sehingga bisa jual di harga tinggi. Jadi memanfaatkan kesempatan," kata William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie