JAKARTA. PT Provident Agro Tbk (PALM) berniat mengakhiri kerugian yang diderita. Perusahaan ini berharap, kondisi perusahaan ini membaik setelah ekspansi. Agar rencana tersebut berjalan lancar, perusahaan yang baru bergabung di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2012 ini, melepas 1,4 miliar saham ke publik. Jumlah tersebut setara dengan 13,4% modal ditempatkan dan disetor penuh. Hasil pelepasan saham perdana alias initial public offering (IPO) ini, sekitar 85% digunakan untuk pendanaan ekspansi. Pada aksi IPO tahun lalu, Provident Agro melepas saham di harga Rp 450 per saham. Artinya, perusahaan yang berdiri pada tahun 2006 ini berhasil meraih dana segar Rp 296 miliar.
Ekspansi Provident diantaranya untuk akuisisi dan perluasan lahan tertanam. Selain itu, PALM juga akan menggunakan dana untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan, pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung seperti pabrik pengolahan kelapa sawit. Sementara, sisa dana IPO sesar 15% akan digunakan untuk membiayai modal kerja, seperti pembelian tandan buah segar atau pengadaan bahan baku. PALM sendiri tergolong nekat saat memutuskan melantai di BEI. Sebab, emiten perkebunan ini masih mencetak rugi bersih. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan kuartal III tahun lalu, PALM menderita kerugian Rp 95,12 miliar. Laporan keuangan itu menyebut, penyebab kerugian karena beban pokok penjualan, beban usaha dan beban pendapatan lain meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Lahan PALM Hingga kini, Provident Agro baru memiliki 61.483 hektare (ha) kelapa sawit. Dari jumlah lahan tersebut, luas lahan tertanam mencapai 42.759 ha. Lahan PALM tersebar di 11 wilayan di Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan lokasi geografisnya, areal perkebunan seluas 24.455 ha atau setara dengan 57,2% dari luas lahan tertanam berada di Sumatera. Sedangkan sisanya 18.304 ha atau 42,8% terletak di Kalimantan. Direktur Provident Agro, Devint Antonio Ridwan, optimistis, bisnis perusahaannya akan berkembang. Dia bilang, umur tanaman yang dimiliki PALM relatif masih muda. Rata-rata umur kelapa sawit sekitar 5,5 tahun dan hampir 50% belum menghasilkan. Ini mengindikasikan, prospek perusahaan dalam jangka panjang cukup positif. Menurut Devint, profil perusahaan sangat menarik bagi investor yang tertarik dengan skema bisnis jangka panjang. "Tanaman milik kami menjanjikan produksi yang berkelanjutan untuk empat hingga lima tahun mendatang," klaim dia.
Pada tahun 2011, Provident Agro sudah mampu menghasilkan 138.049 ton tandan buah segar. Sedangkan, per Maret 2012, produksi TBS perusahaan mencapai 29.501 ton. Dengan asumsi kenaikan produksi sebanyak 74% year on year, produksi tandan buah segar akan menjadi 240.000 ton hingga akhir 2012. PALM menargetkan, penjualan CPO bisa mencapai 72.000 ton hingga akhir tahun 2012. Devint menambahkan, PALM tengah membidik sejumlah lahan potensial untuk diakuisisi. PALM juga akan menyiapkan dana investasi US$ 90 juta - US$ 100 juta untuk akuisisi lahan itu. "Lahannya bisa saja di dekat area milik perusahaan saat ini. Tapi kami juga melihat potensi lahan baru yang jaraknya berjauhan," ujar dia. Provident Agro sampai saat ini telah mengoperasikan tiga unit pabrik kelapa sawit. Kapasitas pabrik tersebut masing-masing 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Pabrik pengolahan CPO itu terletak di Kabupaten Agam, Sumatra Barat dan Kabupaten Pelalawan, Riau dan Kalimantan Barat. Tahun ini, PALM ingin menambah pabrik baru di Kalimantan Barat dengan kapasitas 30 ton - 45 ton per jam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana