KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) akan fokus di tiga sektor utama dalam portofolio investasi hingga tahun 2026. Yaitu, sumber daya alam, logistik, serta telecommunication, media, and technology (TMT). Tim Investor Relation PALM mengatakan, sampai saat ini, perusahaan ini belum memiliki rencana untuk mengubah fokus investasi. “Strategi investasi PALM masih berfokus pada pasar saham, khususnya pada diversifikasi portfolio di sektor-sektor strategis seperti sumber daya alam, logistik, serta telecommunication, media, and technology (TMT),” ujar Tim Investor Relation PALM kepada Kontan beberapa waktu lalu. Namun, PALM tidak menutup kemungkinan jika ada sektor baru baru di luar ketiga sektor yang disebutkan sebelumnya yang dapat berkontribusi kepada pertumbuhan kinerja. “Perusahaan juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup selama peluang tersebut sejalan dengan strategi jangka menengah hingga jangka panjang,” papar dia.
Baca Juga: Harga Perak Reli Kejar Ketertinggalan Kenaikan Harga Emas, Tren Berlanjut Tahun Depan Selain itu, PALM juga secara berkala meninjau komposisi portofolio untuk memastikan kesesuaian dengan strategi jangka panjang Perusahaan ini juga mempertimbangkan divestasi, ketika aset telah mencapai nilai optimum maupun ketika muncul peluang divestasi pada momentum harga yang menguntungkan. “Setelah menyelesaikan divestasi berupa penjualan saham PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) pada September 2025 lalu, hingga saat ini belum terdapat rencana divestasi yang akan direalisasikan,” katanya. PALM memandang kondisi pasar tahun 2026 masih akan dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global, termasuk kebijakan suku bunga dan harga komoditas. Perusahaan ini menyadari volatilitas pasar dan ketidakpastian makro sebagai faktor material yang harus dimonitor pada periode mendatang. Menghadapi kondisi tersebut, PALM menerapkan sejumlah strategi demi menjaga kinerja di tahun 2026. “Yaitu, memastikan manajemen yang aktif, menjaga likuiditas dan fleksibilitas pendanaan, menguatkan manajemen risiko nilai wajar dan stress-testing, serta melakukan diversifikasi selektif,” ungkap Tim Investor Relation PALM. Per 30 September 2025, PALM mengantongi keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek ekuitas lainnya sebesar Rp 2,43 triliun. Ini naik dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 655,10 miliar. Pendapatan dividen sepanjang Januari-September 2025 tercatat Rp 46,92 miliar. Alhasil, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih menjadi Rp 2,14 triliun per kuartal III 2025, naik dari Rp 464,63 miliar di periode sama tahun 2024.
Baca Juga: Memasuki Tahun 2026, Ini Strategi Yang Bisa Dilakukan Investor Kripto Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta bilang, kinerja PALM membaik sepanjang tahun 2025 dan bisa berlanjut pada tahun 2026. Ini ditopang harga komoditas emas dan nikel. Melansir laman Trading Economics pada Jumat (26/12) pukul 14.30 WIB, harga emas menyentuh level US$ 4.509 per ons troi. Ini sudah naik 8,37% dalam sebulan terakhir. Sejak awal tahun, harga emas sudah naik 71,76% secara year to date (ytd). Sementara, harga nikel saat ini ada di level US$ 15.660 per ton. Ini naik 5,53% dalam sebulan dan naik 2,35% ytd. Sentimen ini sebetulnya lebih berdampak secara langsung kepada kinerja emiten di portofolio miilk PALM, yaitu PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Per kuartal III-2025, PALM menggengam saham MBMA dengan nilai wajar Rp 5,16 triliun. Sementara, nilai wajar MDKA yang digenggam PALM sebesar Rp 2,84 triliun. Melansir RTI, saham MBMA tercatat naik 19% ytd dan saham MDKA naik 36,22% ytd. Namun, jika kinerja fundamental dan saham dari emiten di portofolio PALM membaik, dampak positifnya akan tercatat di kinerja. “Bila harga komoditas emas dan nikel misalnya, serta kinerja operasional emiten membaik, bisa menjadi katalis positif bagi PALM untuk tahun depan,” katanya kepada Kontan, Rabu (24/12/2025). Sayangnya, Nafan belum memberikan rekomendasi untuk PALM lantaran sahamnya yang diniliai kurang likuid. Saham PALM saat ini ada di level Rp 382 per saham. Harganya naik 3,23% dalam sebulan terakhir, tetapi terkoreksi 12,33% YTD. Price to earning ratio (PER) PALM ada di level 2,11x dan price to book value (PBV) sebesar 0,97x.
Baca Juga: TBS Energi Utama (TOBA) Buyback 825,74 Ribu Saham, Ini Rekomendasi Analis Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News