JAKARTA. Pemerintah akan merevisi draft peraturan presiden soal rencana pengembangan proyek 10.000 megawatt (mw) tahap II. Pada rencana awal, proyek 10.000 mw tahap II lebih banyak menggunakan panas bumi dan sedikit batu bara. Nah, dalam revisi draft perpres tersebut, proyek itu hanya menggunakan panas bumi. "Komposisi energi panas bumi akan lebih dimaksimalkan," ujar Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, J. Purwono, Senin (26/10).Menurut Purwono, saat ini, perpres tersebut sedang berada di menteri keuangan dan masih dalam proses finalisasi. "Sejumlah pembangkit berbahan bakar batu bara akan diubah dengan menggunakan energi panas bumi," kata dia.Draft perpres proyek 10.000 mw tahap II tersebut juga sudah mengidentifikasi proyek mana saja yang menjadi milik PLN, dan mana saja yang menjadi proyek swasta. "Perpres segera disiapkan untuk segera ditandatangani oleh pemerintah," papar dia.Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero), Fahmi Mochtar mengatakan tidak ada masalah jika proyek 10.000 MW lebih mengandalkan panas bumi ketimbang batu bara.
Proyek 10.000 MW Tahap Dua Lebih Mengandalkan Panas Bumi
JAKARTA. Pemerintah akan merevisi draft peraturan presiden soal rencana pengembangan proyek 10.000 megawatt (mw) tahap II. Pada rencana awal, proyek 10.000 mw tahap II lebih banyak menggunakan panas bumi dan sedikit batu bara. Nah, dalam revisi draft perpres tersebut, proyek itu hanya menggunakan panas bumi. "Komposisi energi panas bumi akan lebih dimaksimalkan," ujar Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, J. Purwono, Senin (26/10).Menurut Purwono, saat ini, perpres tersebut sedang berada di menteri keuangan dan masih dalam proses finalisasi. "Sejumlah pembangkit berbahan bakar batu bara akan diubah dengan menggunakan energi panas bumi," kata dia.Draft perpres proyek 10.000 mw tahap II tersebut juga sudah mengidentifikasi proyek mana saja yang menjadi milik PLN, dan mana saja yang menjadi proyek swasta. "Perpres segera disiapkan untuk segera ditandatangani oleh pemerintah," papar dia.Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero), Fahmi Mochtar mengatakan tidak ada masalah jika proyek 10.000 MW lebih mengandalkan panas bumi ketimbang batu bara.