Proyek bandara Karawang terhambat masalah lahan



JAKARTA. Rencana pembangunan bandara di Karawang, Jawa Barat hingga saat ini masih terhambat masalah lahan. Proyek yang rencananya dibangun 2015 itu masih terkena sengketa lahan dengan Perum Perhutani.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayudha Gumay mengatakan, studi bandara di Karawang telah selesai dilakukan. Namun, kini masalah lahan menjadi kendala pembangunan bandara yang akan dijadikan bandara tambahan penyangga bandara Soekarno Hatta di Tangerang.

"Lahan yang rencananya untuk bandara itu sekitar 80% dimiliki Perum Perhutani," kata Herry di Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibitions (IIICE) di Jakarta Convention Center Jakarta, Rabu (29/8).


Kendati demikian, pemerintah akan mengusahakan penyelesaian masalah lahan ini dengan Pemerintah Daerah setempat dan Perum Perhutani. Bagaimanapun, Perum Perhutani menggunakan lahan seluas 3 x 3 km tersebut untuk hutan kota.

Jika digunakan untuk bandara, kata Herry, maka hutan kota akan lenyap dan tentu saja akan mengganggu Rencana Tata Ruang Wilayah setempat. Hal inilah yang menjadi perdebatan antara kedua instansi.

"Dengan adanya Undang-undang pertanahan, maka lahan itu bisa diganti dengan lahan di tempat lain. Artinya hutan kota juga bisa dialihkan ke tempat lain," jelas Herry.

Meski hutan kota akan dialihkan, namun pembangunan bandara Karawang akan tetap mengutamakan hutan kota di dalamnya. Rencananya, bandara akan memiliki konsep aerotropolis dengan mempertahankan konsep kota eco-green. "Bandara ini akan berkonsep eco airport, jadi hutan masih ada di dalamnya," tambahnya.

Sekadar catatan, rencana pembangunan bandara Karawang, Jawa Barat, tidak dibatalkan apabila PT Angkasa Pura II tetap membangun runway 3 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten.

Pemerintah akan melakukan studi tambahan untuk lingkungan, sekaligus kalau tahun ini diputuskan oleh pemerintah, maka ground breaking akan dilakukan pada 2015 nanti.

Saat ini, bandara Soekarno Hatta hanya sanggup menampung 70 juta penumpang. Untuk mengatasi lonjakan penumpang tahun 2015, pemerintah harus menambah pembangunan bandara di tempat lain, terutama di Karawang Jawa Barat.

Rencananya bandara Karawang akan melewati tiga fase utama. Fase pertama, pembangunan bandara berkapasitas 30 juta penumpang. Namun hingga 2015 mendatang, kapasitas bandara yang diperuntukkan untuk penerbangan domestik dan internasional ini juga naik menjadi 100 juta penumpang, sama seperti bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

"Nanti akan dikembangkan berupa integrasi dengan moda transportasi kereta api dari Jakarta ke bandara," tambahnya.

Terkait investor, pemerintah akan mengundang pihak swasta untuk bergabung mengembangkan bandara ini. Namun hingga saat ini baru hanya pembicaraan internal terkait investasi tersebut. "Jepang dan perusahaan lokal berminat dalam membangun bandara itu, tetapi nilai investasinya belum bisa ditentukan. Rencananya 2 minggu lagi akan keluar nilai investasinya," katanya (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri