JAKARTA. Nampaknya, realisasi proyek Bukit Asam Transpasific Railways (BATR) bakal kembali molor. Hal ini lantaran belum kelarnya restrukturisasi yang dilakukan, khususnya terkait tambang dan infrastruktur. "Targetnya April (sudah konstruksi), tapi terlambat karena restrukturisasi belum tuntas," ujar Milawarma, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) belum lama ini. Proyek BATR ini tak lepas dari Bukit Asam Banko (BAB). Di proyek hulu ini, PTBA menguasai 65% saham. Sementara Grup Rajawali mengempit 35%. Adapun, nilai proyek ini ditaksir sekitar US$ 700 juta.
Proyek BATR kembali molor
JAKARTA. Nampaknya, realisasi proyek Bukit Asam Transpasific Railways (BATR) bakal kembali molor. Hal ini lantaran belum kelarnya restrukturisasi yang dilakukan, khususnya terkait tambang dan infrastruktur. "Targetnya April (sudah konstruksi), tapi terlambat karena restrukturisasi belum tuntas," ujar Milawarma, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) belum lama ini. Proyek BATR ini tak lepas dari Bukit Asam Banko (BAB). Di proyek hulu ini, PTBA menguasai 65% saham. Sementara Grup Rajawali mengempit 35%. Adapun, nilai proyek ini ditaksir sekitar US$ 700 juta.