JAKARTA. Polemik kartu tanda penduduk elektronika (e-KTP) yang tidak boleh di fotokopi berulang memantik isu bisnis basah pengadaan card reader, alat pembaca data yang terbenam di chip e-KTP. Publik bereaksi keras atas surat Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) atas larangan itu. Kecurigaan terjadi ketidak transparanan dalam proyek e-KTP tersebut. Apalagi, di balik surat itersebut, konon ada keinginan pemerintah agar instansi yang melayani publik segera memiliki card reader eKTP. Pemerintah ingin card reader diproduksi massal di dalam negeri agar tidak bergantung pada impor.Saat ini, harga card reader di pasaran rata-rata Rp 5 juta – Rp 6 juta per unit. Jika diproduksi massal di dalam negeri, harga pengadaan alat baca KTP ini bisa murah. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang telah memiliki teknologi ini mengaku tidak akan memproduksi card reader e-KTP. Mereka akan menyerahkan semuanya kepada industri.Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Hammam Riza bilang, lembaganya hanya melakukan kajian untuk membuat prototype card reader. "Saat ini BPPT tengah mengembangkan desainnya dan selanjutnya diserahkan ke industri nasional untuk diproduksi massal," katanya kepada KONTAN, Rabu (15/5).
Proyek card reader ditawarkan ke BUMN dan swasta
JAKARTA. Polemik kartu tanda penduduk elektronika (e-KTP) yang tidak boleh di fotokopi berulang memantik isu bisnis basah pengadaan card reader, alat pembaca data yang terbenam di chip e-KTP. Publik bereaksi keras atas surat Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) atas larangan itu. Kecurigaan terjadi ketidak transparanan dalam proyek e-KTP tersebut. Apalagi, di balik surat itersebut, konon ada keinginan pemerintah agar instansi yang melayani publik segera memiliki card reader eKTP. Pemerintah ingin card reader diproduksi massal di dalam negeri agar tidak bergantung pada impor.Saat ini, harga card reader di pasaran rata-rata Rp 5 juta – Rp 6 juta per unit. Jika diproduksi massal di dalam negeri, harga pengadaan alat baca KTP ini bisa murah. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang telah memiliki teknologi ini mengaku tidak akan memproduksi card reader e-KTP. Mereka akan menyerahkan semuanya kepada industri.Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Hammam Riza bilang, lembaganya hanya melakukan kajian untuk membuat prototype card reader. "Saat ini BPPT tengah mengembangkan desainnya dan selanjutnya diserahkan ke industri nasional untuk diproduksi massal," katanya kepada KONTAN, Rabu (15/5).