Proyek Country Garden di Malaysia Diklaim Tetap Berjalan Normal



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pengembang asal China, Country Garden, mengatakan bisnisnya di luar negeri aman dan tak terdampak dari kegagalannya membayar utang. Salah satu proyek Country Garden ada di Malaysia. Pengembang asal China ini bilang, proyek US$ 100 miliar di Malaysia itu berjalan sesuai rencana dan memiliki kecukupan dana.

Pengembang swasta terbesar di China ini sempat melewatkan pembayaran kupon sebesar US$ 22,5 juta, sehingga memicu kekhawatiran krisis utang properti. "Proyek perusahaan kami di Malaysia beroperasi secara normal dan kinerja penjualannya kuat," kata unit pengembang Country Garden di Singapura dan Malaysia, seperti ditulis Reuters, kemarin (28/8).

Manajemen Country Garden menyebutkan, aneka upaya pengelolaan utang telah dilaksanakan guna mengatasi tekanan likuiditas dan menjamin proyek jangka panjang. Entitas ini membangun proyek di empat pulau reklamasi di Johor, Malaysia selatan, yang berbatasan dengan Singapura.


Baca Juga: Dibayangi Krisis Evergrande, Sektor Properti Indonesia Diproyeksikan Masih Positif

Proyek Forest City menuai berbagai tantangan sejak peluncurannya pada tahun 2016. Kini proyek ini mengalami penurunan permintaan tajam menyusul langkah China untuk membendung arus keluar modal dan pandemi COVID-19.

Masyarakat Malaysia juga menyatakan keprihatinannya terhadap kemungkinan kelebihan perumahan dan kerusakan lingkungan akibat upaya reklamasi lahan secara besar-besaran. Proyek ini menargetkan bisa untuk menampung 700.000 orang pada tahun 2035. Dalam pengembangan proyek, lokasi ini akan mencakup menara perkantoran, mal dan sekolah, selain bangunan tempat tinggal. Saat ini, proyek ini telah menampung sekitar 9.000 orang, 

Pernyataan perusahaan tersebut muncul setelah Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan proyek tersebut akan ditetapkan sebagai "zona keuangan khusus" untuk menarik investasi, dan membantu memotong biaya menjalankan bisnis di sana. Proyek ini ditawarkan dengan dengan insentif khusus dimana tarif pajak penghasilan khusus sebesar 15% untuk pekerja terampil dan visa masuk ganda.

Baca Juga: Ekonomi China Melemah, Ekonomi Dunia juga Ikut Goyah

Analis RHB Loong Kok Wen mengatakan, proyek ini akan banyak diminati oleh penduduk dari Singapura. “Langkah ini akan membantu merevitalisasi kawasan Forest City, yang telah menerima banyak publisitas negatif selama beberapa tahun terakhir,” kata analis tersebut.

Steven Leung, Direktur UOB Kay Hian yang berbasis di Hong Kong pun mengatakan, insentif yang diberikan Malaysia seharusnya sangat positif bagi Country Garden

Pengembang China tersebut mengatakan insentif pemerintahan Malaysia menunjukkan kepercayaan mereka terhadap proyek tersebut kini dalam tahap pengembangan kedua yang berfokus pada eksplorasi lebih banyak peluang investasi.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Ditaksir Tetap 5,75%, Cek Rekomendasi Saham Pilihan di Pekan RDG BI

Editor: Avanty Nurdiana