JAKARTA. Jelang pelaksanaan kebijakan liberalisasi angkutan udara di wilayah Asia Tenggara (Asean Open Sky) pada tahun ini, persiapan Indonesia masih belum optimal dalam mengembangkan infrastruktur bandara. Yudha Prana Sugardha, Head of Corporate Planning and Performance PT Angkasa Pura I bilang, saat ini ada dua bandara bertaraf internasional yang mengalami kendala dalam mengembangkan infrastrukturnya. Kendalanya berkaitan pembebasan lahan. Pertama, Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pengembangan terminal baru di bandara ini butuh anggaran sekitar Rp 1,9 triliun. Kedua, pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta dengan anggaran Rp 5 triliun.
Proyek dua bandara terkendala lahan
JAKARTA. Jelang pelaksanaan kebijakan liberalisasi angkutan udara di wilayah Asia Tenggara (Asean Open Sky) pada tahun ini, persiapan Indonesia masih belum optimal dalam mengembangkan infrastruktur bandara. Yudha Prana Sugardha, Head of Corporate Planning and Performance PT Angkasa Pura I bilang, saat ini ada dua bandara bertaraf internasional yang mengalami kendala dalam mengembangkan infrastrukturnya. Kendalanya berkaitan pembebasan lahan. Pertama, Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pengembangan terminal baru di bandara ini butuh anggaran sekitar Rp 1,9 triliun. Kedua, pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta dengan anggaran Rp 5 triliun.