Proyek fase I Patimban gunakan pinjaman US$ 1,7 M



JAKARTA. Kementerian Perhubungan menyatakan, pinjaman senilai US$ 1,7 miliar cukup untuk pembangunan fase I pelabuhan internasional Patimban. 

Antonius Tonny Budiono, Dirjen Perhubungan Laut mengatakan, selain mendapatkan dukungan dari pinjaman tersebut, pembangunan Pelabuhan Patimban fase I juga mendapatkan dukungan dari pendanaan swasta yang didapat melalui skema pendanaan kerjasama pemerintah swasta.

Besaran pendanaan tersebut mencapai US$ mencapai US$ 143 juta. "Selain itu ada dana pendamping senilai US$ 585, sehingga total US$ 2,4 miliar, itu cukup," katanya kepada KONTAN pekan ini.


Sebagai catatan saja, Proyek Pelabuhan Patimban membutuhkan investasi senilai US$ 3 miliar. Rencananya, kebutuhan investasi tersebut akan didanai dengan beberapa sumber pendanaan, salah satunya utang.

Untuk sumber pendanaan ini, Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu telah mengusulkan agar pinjaman yang diperlukan untuk pembangunan pelabuhan tersebut bisa dimasukkan ke dalam Buku Biru, daftar proyek infrastruktur lima tahunan yang sedang direvisi pemerintah.

Anton mengatakan, usulan pinjaman yang diajukan bernilai US$ 3 milliar untuk tiga fase pembangunan.

Wismana Adi Suryabrata, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas mengatakan, dari usulan tersebut, yang diterima dan dimasukkan dalam revisi Blue Book saat ini senilai US$ 1,7 miliar. 

Usulan pinjaman yang dikabulkan tersebut di luar dana pendamping pinjaman proyek dari APBN. Wismana mengatakan, usulan pinjaman tidak dikabulkan semua karena beberapa alasan. Salah satunya, kemanfaatan.

Pemerintah ingin, Pelabuhan Patimban bisa selesai 2019 sehingga bisa dimanfaatkan pada tahun 2021. Atas dasar itulah, pemerintah akan menggeber pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Patimban tahap I dengan dana pinjaman US$ 1,7 miliar tersebut.

"Untuk tahap I ini, kapasitasnya 3,4 juta teus, diharapkan bisa bergungsi full dulu, itu fokusnya," kata Wismana akhir pekan kemarin.

Selain itu, pembatasan pinjaman Pelabuhan Patimban, juga dilakukan dengan mempertimbangkan target serapan utang yang per tahunnya mencapai US$ 5 miliar per tahun. Pertimbangan lain, keberadaan proyek lain yang membutuhkan pinjaman.

Wismana mengatakan, pinjaman untuk proyek Pelabuhan Patimban bisa saja ditambah. Khususnya, bila usulan penambahan pinjaman itu dilakukan untuk perluasan pelabuhan yang sudah dituntaskan pembangunannya pada tahap I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia