JAKARTA. Proyek konstruksi untuk fasilitas pengelolahan gas yang ditargetkan berproduksi pada 2019 mendatang belum juga menemui titik terang. Pengelolahan gas yang di targetkan dapat memulai produksi pada 2019 diduga molor. Hal ini lantaran sampai sekarang produksi gas dari Lapangan Jimbaran Tiung Biru di Blok Cepu belum juga laku terjual. Adriansyah, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mengatakan, pengembangan gas berbeda dengan pengembangan minyak, di mana gas harus ada yang menyerap. “Kami harus menunggu pengembang soal kepastian siapa yang akan menyerap terlebih dahulu. Kemudian, baru kami akan kembangkan,” ujar Adriansyah kepada KONTAN, Rabu (31/8) Setelah jelas siapa yang akan menyerap, baru pihaknya akan mulai membangun kilang. Pembangunan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih selama 36 bulan. Adriansyah berharap tahun ini paling lambat sudah ada kepastian siapa yang akan menyerap. “Kami berharap awal tahun depan sudah dapat dieksekusi,” ungkapnya.
Proyek Gas Tiung Biru Blok Cepu mungkin molor
JAKARTA. Proyek konstruksi untuk fasilitas pengelolahan gas yang ditargetkan berproduksi pada 2019 mendatang belum juga menemui titik terang. Pengelolahan gas yang di targetkan dapat memulai produksi pada 2019 diduga molor. Hal ini lantaran sampai sekarang produksi gas dari Lapangan Jimbaran Tiung Biru di Blok Cepu belum juga laku terjual. Adriansyah, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mengatakan, pengembangan gas berbeda dengan pengembangan minyak, di mana gas harus ada yang menyerap. “Kami harus menunggu pengembang soal kepastian siapa yang akan menyerap terlebih dahulu. Kemudian, baru kami akan kembangkan,” ujar Adriansyah kepada KONTAN, Rabu (31/8) Setelah jelas siapa yang akan menyerap, baru pihaknya akan mulai membangun kilang. Pembangunan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih selama 36 bulan. Adriansyah berharap tahun ini paling lambat sudah ada kepastian siapa yang akan menyerap. “Kami berharap awal tahun depan sudah dapat dieksekusi,” ungkapnya.