Proyek Gasifikasi Pembangkit Listrik Topang Kinerja Perusahaan Gas Negara (PGAS)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan melakukan perluasan infrastruktur gas bumi dengan mempercepat realisasi proyek gasifikasi pembangkit listrik.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan, mengatakan proyek gasifikasi akan menjadi proyek yang mendorong kinerja dan pendapatan PGAS ke depannya.

"Tetapi kita harus memperhatikan PGAS saat ini yang sedang mengalami penurunan dari segi margin akibat PGAS sedang menjalankan proyek penyebaran dan peningkatan gas kepada 13 industri dan hal tersebut harus diperhatikan bisa menjadi katalis negatif ataupun menjadi katalis positif," ucap Farras kepada kontan.co.id, Selasa (5/7). 


Farras mengatakan, kinerja PGAS selama kuartal II-2022 sudah sesuai proyeksi.

"Ke depannya PGAS diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksinya dari blok Rokan yang sedang dijalankan sehingga bisa meningkatkan EBITDA PGAS dan yang menjadi fokus PGAS tahun ini yaitu proyek jaringan gas bumi (jargas) itu akan menjadi katalis positif tahun ini," ucap Farras. 

Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Punya Kinerja Defensif Sepanjang Kuartal I 2022

Farras mengatakan untuk sentimen negatif berasal dari kebijakan dari pemerintah yang mempengaruhi kinerja PGAS karena PGAS dari hulu ke hilir sangat straight dari pemerintah sehingga ketika ada kebijakan dari pemerintah yang pada akhirnya membuat margin PGAS turun itu menjadi katalis negatif. 

Farras mengatakan PGAS memiliki keunggulan dibandingkan lainnya berasal dari jaringan distribusi gas yang besar karena sebagai BUMN dan memiliki kontrak yang lama sehingga bisa mendistribusikan gasnya, yang kedua dari kouta dan harga yang ditawarkan. 

PGAS membukukan pendapatan sebesar US$ 782 juta pada kuartal IV-2021 naik 6.4% secara tahunan dan turun 1% secara kuartal dan laba bersih sebesar US$ 18 juta.

Secara keseluruhan, pada sepanjang tahun 2021 perseroan berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 304 juta yang antara lain didorong oleh peningkatan signifikan pendapatan JV serta adanya pembalikan provisi dari sengketa pajak. 

Farras meyakini dengan adanya keputusan terbaru dari Kementerian ESDM, PGAS berpotensi untuk mendistribusikan 945 BBTUD gas di sepanjang tahun 2022 dan naik 9% secara tahunan didorong oleh peningkatan permintaan dari ke-13 industri serta didorong oleh dua proyek distribusi PGAS yaitu blok Rokan dan jalur pipa Gresik-Semarang.

Baca Juga: PGN Dorong Penggunaan LNG Sebagai Bahan Bakar Pembangkit di Kereta Api

"Apabila kebijakan ini direalisasikan, meskipun adanya potensi penurunan margin distribusi menjadi US$ 1.5 – US$ 1.7 per mmbtu, membuat PGAS dapat mencatat pertumbuhan top-line menjadi US$ 3.3 miliar atau naik 11.4% secara tahunan pada sepanjang tahun 2022 dengan distribusi gas menjadi kontributor utama top-line 76%," ujar Farras. 

Menurut Farras risiko utama kinerja PGAS berasal dari volume distribusi gas yang lebih rendah dari ekspektasi. Farras mempertahankan rekomendasi BUY untuk PGAS dengan TP IDR 1,600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli