Proyek geothermal Chevron banyak peminat



JAKARTA. Rencana Chevron Pacific Indonesia melepas bisnis geothermalnya di Indonesia bukan isapan jempol. Kementerian Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM) akhirnya mengaku bahwa Chevron memang berencana melepas bisnis geothermalnya.  

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, Chevron saat ini sedang mengkaji rencana penjualan saham (farm out) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak dengan kapasitas 370 Megawatt (MW) dan Derajat dengan kapasitas 240 MW.

Rida bilang, Chevron masih menghitung untung rugi bila menjual geothermal. "Saat saya tanya ke Chevron kemarin soal  keseriusan farm out, mereka bilang lagi mengusahakan untuk tidak farm out," tandas Rida, Kamis (31/3).


Menurutnya, rencana farm out proyek geothermal Chevron dilatarbelakangi bisnis utama Chevron di sektor minyak dan gas (migas) lesu karena harga minyak mentah dalam tren turun.  Dengan pertimbangan ini, mereka memangkas lini bisnis yang tak menguntungkan, di luar bisnis inti. Namun, saat harga minyak naik lagi mendekati US$ 40 per barel, Chevron bingung. "Mereka pikir- lagi dijual,"ujarnya.

Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak menambahkan, Chevron memang sedang melakukan audit internal untuk melihat keuntungan dan kerugian atas rencana penjualan geothermalnya. 

Chevron bahkan sudah meminta non disclosure agreement atau membuka data ke pemerintah. Cara ini dilakukan agar auditor internal perusahaan ini bisa melihat dan menghitung aset geothermal di Indonesia. "Setelah dia tahu untung ruginya, tahu benefit mana yang dijualnya, baru dia putuskan," kata Yunus.

Harga pasti premium

Namun, jika keputusan Chevron menjual bisnis panas bumi di Indonesia jadi, Direktur Panas Bumi Ditjen Migas Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak berharap Chevron mengutamakan BUMN, apakah Pertamina atau PT PLN.Apalagi, saat ini Chevron sudah melakukan joint operation dengan Pertamina Geothermal dan  bertransaksi penjualan listrik dengan PLN.  

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Tavif Azimuddin mengatakan, manajemen PGE sudah menyiapkan strategi untuk membeli PLTP Salak dan Derajat yang akan dijual oleh Chevron. 

Hanya sampai saat ini pihak Chevron belum menawarkan langsung kepada Pertamina. "PLTP itu banyak yang menawar juga, tentunya Pertamina juga menyiapkan strategi untuk membeli, apakah kami yang akan menawarkan langsung untuk membeli atau menunggu penawaran," ujarnya ke KONTAN, Kamis (31/3). 

Namun sayangnya, ia enggan menyebut dana yang disiapkan oleh PGE untuk membeli kedua PLTPB tersebut. "Kalau itu langsung tanyakan koorporat saja, kami kan hanya operasional," tandasnya.

Kabar yang sampai ke KONTAN, ada sekitar 21 konsorium yang siap berebut dua PLTP tersebut. Mayoritas konsorsium itu menggandeng anak usaha Mistubishi Corp. Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Abadi Purnomo mengatakan, yang berminat dengan PLTP milik Chevron itu pasti banyak karena sudah beroperasi. 

Ia memprediksi harga yang ditawarkan bakal mahal, karena masa kontraknya masih panjang terhitung hingga 2042.

Sebelumnya, Medco Power telah menyatakan berniat untuk membeli dua proyek itu bila nanti sudah dibuka tender. Sayang, Corporate Communications Manager PT Chevron Pacific Indonesia Donny Indrawan belum bisa dihubungi soal rencana penjual dua PLTP tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan