JAKARTA. Siapa bilang program hilirisasi industri mineral dan batubara (minerba) tak jalan? Minimal, data Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat, sejak 2014 lalu, ada 32 proyek
smelter di Indonesia.I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kemperin kepada KONTAN Senin (6/3) menyebut, total investasi proyek
smelter ini mencapai US$ 18 miliar.Namun, dari 32 proyek yang sudah ada itu, belum semuanya rampung. Baru 20 proyek yang masuk kategori rampung. Sisanya, Sebanyak sembilan proyek tahap pembangunan dan tiga proyek tahap perencanaan, kata Putu.
Saat ini, pengembang proyek
smelter telah membentuk Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I). Dari 22 anggota, 75% telah mengoperasikan
smelter-nya. Salah satu perusahaan yang tergabung dalam AP3I adalah PT Indoferro yang telah merampungkan penambahan
smelter berkapasitas 125.000 ton. Investasinya sekitar US$ 160 juta, ujar Jonatan Handojo, Direktur Pengembangan PT Indoferro. Tak cukup sampai di sana, Indoferro juga berencana mendirikan pabrik hilir lanjutan, yaitu
stainless steel. Paling lambat tahun depan jadi, kata Handojo. Untuk lokasi pabrik
stainless steel, pilihannya antara Cilegon atau Tuban. Perusahaan lain yang telah merampungkan
smelter adalah PT Meratus Jaya Iron & Steel, anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang telah mengoperasikan
smelter sejak 2014 di Batulicin, Kalimantan Selatan. Saat ini,
smelter Meratus Jaya Iron untuk kebutuhan produksi KRAS. Namun, Iip Arief Budiman,
Corporate Secretary Krakatau Steel bilang, belum ada rencana membuat ekspansi lanjutan. Perlu diketahui, PT Meratus Jaya Iron memiliki kapasitas terpasang 315.000 ton
sponge rotary kiln (SRK). Morowali jadi sentral Dari banyak proyek hilir mineral, salah satu lokasi yang jadi fokus pemerintah ada di Kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah. Tahun ini, kawasan industri tersebut menargetkan produksi dua juta ton
stainless steel. Sampai 2018, kawasan tersebut membidik produksi
stainless steel tiga juta ton. Tak hanya
stainless steel, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bilang, kawasan industri yang dikelola PT Sulawesi Mining Investment dan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) itu itu akan memproduksi jenis
carbon steel.
Perusahaan hilir mineral yang menempati kawasan industri itu antara lain; PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Kemudian ada PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry yang saat ini dalam tahap
commissioning test pabrik
stainless steel berkapasitas satu juta ton per tahun. Selain itu, ada
smelter feronikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan target produksi 600.000 ton per tahun dan
stainless steel 1 juta ton per tahun. Saat ini
smelter masih tahap pembangunan. Ada juga PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome yang masih dalam proses pembangunan
smelter chrome. Perusahaan lainnya adalah; PT. Broly Nickel Industry yang membangun pabrik Hidrometalurgi berkapasitas
nickel matte sebanyak 2.000 ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini