JAKARTA. Harga minyak yang masih rendah banyak menghambat perkembangan proyek migas di seluruh dunia termasuk Indonesia. Salah satu proyek besar yang terkendala adalah proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang digarap Chevron Indonesia. Proyek IDD tahap II yaitu pengembangan lapangan Gendalo-Gehem terpaksa jalan di tempat. Yanto Sianipar, Sr. Vice President, Policy, Government and Public Affairs PT Chevron Indonesia menyebut, Chevron Indonesia terpaksa melakukan studi ulang agar proyek IDD tahap II bisa dikembangkan dengan ekonomis. "Untuk tahap kedua sedang dalam proses karena ada opportunity baru untuk buat proyek itu ekonomis dengan kondisi harga minyak sekarang dan perubahan informasi yang kami punya sehingga proyek tersebut dalam waktu dekat bisa selesai studinya, studinya sedang dalam proses," kata Yanto, Selasa (16/5).
Proyek IDD Chevron belum bisa sumbang migas
JAKARTA. Harga minyak yang masih rendah banyak menghambat perkembangan proyek migas di seluruh dunia termasuk Indonesia. Salah satu proyek besar yang terkendala adalah proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang digarap Chevron Indonesia. Proyek IDD tahap II yaitu pengembangan lapangan Gendalo-Gehem terpaksa jalan di tempat. Yanto Sianipar, Sr. Vice President, Policy, Government and Public Affairs PT Chevron Indonesia menyebut, Chevron Indonesia terpaksa melakukan studi ulang agar proyek IDD tahap II bisa dikembangkan dengan ekonomis. "Untuk tahap kedua sedang dalam proses karena ada opportunity baru untuk buat proyek itu ekonomis dengan kondisi harga minyak sekarang dan perubahan informasi yang kami punya sehingga proyek tersebut dalam waktu dekat bisa selesai studinya, studinya sedang dalam proses," kata Yanto, Selasa (16/5).