JAKARTA. Investasi di bidang minyak dan gas bumi (migas) bakal sulit masuk. Pasalnya, para investor asing masih merasakan banyaknya perizinan yang berbelit. Hal ini dirasakan oleh PT Chevron Pacific Indonesia yang sulit sekali mendapatkan izin dalam proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Yanto Sianipar, Vice President Strategic Business Support at Chevron mengatakan, sebenarnya Chevron berharap proyek Indonesia Deepwater Development sudah memasuki tahapan keputusan final atau alias Final Investment Decision (FID). Namun, keputusan akhir ini terlambat karena Plan of Development (PoD) belum disahkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Minyak dan Gas (SKK Migas). Chevron mengaku proses FID sedang jalan karena masih menunggu beberapa persyaratan. "Target awalnya tahun ini, tapi belum terwujud karena kendala belum dapat approval," kata Yanto, saat ditemui disela-sela kunjungan Delegasi AS-ASEAN Business Council di Kantor Menko Perekonomian, Senin (11/11).
Proyek IDD Chevron dipastikan molor
JAKARTA. Investasi di bidang minyak dan gas bumi (migas) bakal sulit masuk. Pasalnya, para investor asing masih merasakan banyaknya perizinan yang berbelit. Hal ini dirasakan oleh PT Chevron Pacific Indonesia yang sulit sekali mendapatkan izin dalam proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Yanto Sianipar, Vice President Strategic Business Support at Chevron mengatakan, sebenarnya Chevron berharap proyek Indonesia Deepwater Development sudah memasuki tahapan keputusan final atau alias Final Investment Decision (FID). Namun, keputusan akhir ini terlambat karena Plan of Development (PoD) belum disahkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Minyak dan Gas (SKK Migas). Chevron mengaku proses FID sedang jalan karena masih menunggu beberapa persyaratan. "Target awalnya tahun ini, tapi belum terwujud karena kendala belum dapat approval," kata Yanto, saat ditemui disela-sela kunjungan Delegasi AS-ASEAN Business Council di Kantor Menko Perekonomian, Senin (11/11).