Proyek IKN Nusantara Bakal Berdampak Positif bagi Bisnis Properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dipercaya akan membawa berkah bagi para pengembang properti di Indonesia, terutama yang sudah memiliki proyek di Kalimantan. Walau demikian, pada dasarnya para pengembang tetap memperhitungkan banyak hal sebelum berekspansi ke IKN Nusantara.

Dani Indra Bhatara, Direktur Savills Indonesia mengatakan, potensi pengembangan bisnis properti akan terwujud ketika pengembangan IKN Nusantara berjalan. Sebab, pengembangan IKN akan mendatangkan banyak orang yang pada akhirnya menciptakan pusat bisnis baru dan kebutuhan hunian, area komersial, dan fasilitas penunjang lainnya meningkat.

Sebelum IKN Nusantara muncul, Kalimantan Timur sudah memiliki Balikpapan dan Samarinda yang telah berkembang menjadi kota besar di provinsi tersebut. Beberapa pengembang pun sudah memiliki lahan dan proyek properti di kedua kota yang dekat dengan IKN tersebut, antara lain PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan Sinarmas Land.


Keberadaan proyek IKN Nusantara jelas bisa berdampak positif bagi bisnis pengembang properti di kota-kota sekitarnya.

“Karena, proses pengembangan IKN membutuhkan dukungan dari kawasan lain terdekat yang sudah lebih dahulu berkembang,” kata Dani, Senin (6/6).

Baca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) Fokus Optimalkan Proyek Properti di Kalimantan Timur

Permintaan terhadap properti residensial dan komersial diperkirakan akan naik perlahan sejalan dengan realisasi pembangunan di IKN Nusantara, baik pembangunan kantor pemerintahan, perumahan, komersial, dan infrastruktur penunjang. Dari situ, peluang untuk pengembangan properti di area IKN akan terus meningkat secara bertahap yang dapat terlihat dari para pengembang yang menyiapkan landbank di sana.

Para pengembang pun tetap akan mengacu pada strateginya masing-masing dalam melakukan ekspansi. Pada umumnya, para pengembang akan melihat potensi pasar dari rencana pengembangan di kawasan IKN Nusantara, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Pengembang yang lebih berhati-hati, diperkirakan akan mengambil langkah wait and see sebelum memastikan minatnya berinvestasi di IKN Nusantara. Sebab, mereka menunggu adanya kepastian hukum dan permintaan properti di kawasan tersebut.

“Namun, ada pula pengembang yang berpotensi lebih berani mengambil risiko untuk mendapatkan lahan mentah dengan harga yang relatif masih terjangkau dan menjadi pionir dalam pengembangan di area baru,” terang Dani.

Terkait harga jual lahan, Dani berpendapat, keberadaan IKN akan berdampak pada harga jual lahan jika terjadi peningkatan permintaan yang signifikan. Untuk area IKN dan kota-kota sekitar IKN, kemungkinan kenaikan harga lahan akan terjadi karena munculnya permintaan terhadap hunian dan fasilitas komersial baik dari pengembang maupun konsumen.

“Kenaikan ini baru akan terjadi jika progres pengembangan IKN telah berjalan dengan baik dan kegiatan penunjang lainnya mengalami peningkatan,” kata dia.

Sementara untuk kawasan lain di Kalimantan, diperkirakan tidak akan mengalami peningkatan harga lahan yang berarti karena tidak terdapat kenaikan permintaan secara langsung dari keberadaan IKN Nusantara.

Dani juga menyebut, jika terjadi kenaikan harga lahan, tentunya kenaikan tersebut harus tetap terukur yang sejalan dengan peningkatan permintaan, bukan akibat faktor spekulasi. Selama kenaikan harga lahan masih sesuai dengan harga pasar, maka masih memungkinkan lahan tersebut bisa diserap oleh pasar.

“Namun, perlu diwaspadi kenaikan yang berlebihan sehingga dapat menurunkan permintaan secara signifikan,” imbuh dia.

Baca Juga: Pengembang Properti Menunggu Realisasi Konkret Pembangunan IKN Nusantara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat