Proyek jalur pipa gas alam Afganistan mendapat dukungan dari Taliban



KONTAN.CO.ID - KABUL. Setelah lebih dari satu dekade, pemerintah Afganistan akhirnya akan mewujudkan proyek jalur pipa senilai US$ 7,5 miliar yang melewati beberapa daerah yang dikuasai oleh Taliban. Yang lebih mengejutkan, Taliban ternyata mendukung proyek ini.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (10/3), Jalur pipa yang melewati empat negara, Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India ini diperkirakan mampu menghasilkan gas 33 miliar meter kubik per hari, menciptakan ribuan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan tahunan bagi pemerintah Afganistan lebih dari U$ 400 juta per tahun. Proyek pipa gas ini akan dikerjakan secara bersama oleh Turkmengaz, Perusahaan Gas Afghanistan dan GAIL India Ltd.

Bagian pipa yang melewati Afganistan dijadwalkan akan rampung dalam dua tahun, hingga mencapai batas negara Pakistan untuk kemudian diteruskan sampai ke India.


Kepada Bloomberg, analis politik, Harun Mir mengatakan, keberadaan pipa gas alam ini mampu mendongkrak perekonomian Afganistan serta secara signifikan meningkatkan harapan akan adanya perdamaian antara pemerintah Afganistan dengan Taliban.

Taliban sendiri menurutnya akan sulit menolak pembangunan pipa ini lantaran turut mendapatkan keuntungan ekonomi dari hadirnya jalur pipa di wilayahnya.

Dukungan Taliban terhadap proyek ini dikatakan juru bicaranya, Zabihullah Mujahed, karena Taliban merasa bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali ekonomi Afganistan serta rekonstruksi negara tersebut. Lebih jauh lagi, Zabihullah juga menyerukan agar perusahaan konstruksi internasional terlibat membantu proyek ini.

Dukungan dari kelompok yang telah melawan pemerintah Afganistan selama 17 tahun terakhir ini menimbulkan sedikit harapan untuk penyelesaian politik bahkan saat kekerasan terus berlanjut.

Presiden Ashraf Ghani pekan lalu mempresentasikan tawaran perdamaian yang paling komprehensif kepada Taliban, yang menguasai atau menguasai hampir setengah negara.

Ashraf Ghani secara terbuka mengakui bahwa Taliban merupakan gerakan politik dan akan membantu menghapus sanksi internasional.

Editor: Yudho Winarto