KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Santer beredar kabar proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) berjalan terseok-seok. Salah satu faktornya disebut karena pemangkasan biaya investasi oleh Kementerian ESDM sebesar US$ 600 juta menjadi US$ 1,5 miliar. Penurunan nilai investasi itu dianggap tidak menguntungkan. Padahal, peletakan batu pertama proyek JTB ini langsung dilakukan Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017. Proyek ini diharapkan mulai berproduksi pertama kali (onstream) pada tahun 2020. Sebagian besar gas dari sana akan dijual untuk keperluan PT PLN. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengklaim proyek JTB tak berjalan lambat, meski biaya investasi dipangkas pemerintah. Saat ini pekerjaan sipil di proyek tersebut hampir selesai. "Early civil work-nya sudah mau selesai. Masalah biaya sudah ada indikatif turun, hampir US$ 600 jutaan. Saya pikir progresnya oke," jelas Wisnu kepada Kontan.co.id, kemarin.
Proyek Jambaran Tiung Biru jalan terus
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Santer beredar kabar proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) berjalan terseok-seok. Salah satu faktornya disebut karena pemangkasan biaya investasi oleh Kementerian ESDM sebesar US$ 600 juta menjadi US$ 1,5 miliar. Penurunan nilai investasi itu dianggap tidak menguntungkan. Padahal, peletakan batu pertama proyek JTB ini langsung dilakukan Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017. Proyek ini diharapkan mulai berproduksi pertama kali (onstream) pada tahun 2020. Sebagian besar gas dari sana akan dijual untuk keperluan PT PLN. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengklaim proyek JTB tak berjalan lambat, meski biaya investasi dipangkas pemerintah. Saat ini pekerjaan sipil di proyek tersebut hampir selesai. "Early civil work-nya sudah mau selesai. Masalah biaya sudah ada indikatif turun, hampir US$ 600 jutaan. Saya pikir progresnya oke," jelas Wisnu kepada Kontan.co.id, kemarin.