Proyek jargas diprioritaskan di daerah dekat gas



JAKARTA. Pemerintah terus menggalakkan pembangunan jaringan distribusi gas bumi (jargas) untuk rumah tangga di berbagai daerah sejak tahun 2009. Pembangunan jargas untuk rumah tangga akan dibangun di daerah yang memiliki atau dekat dengan sumber gas.

"Di mana ada sumber gas , maka di situ akan diprioritaskan pembangunan jaringan gas. Sehingga kalau kita lihat, wilayah-wilayah yang sudah kami bangun jaringan gasnya ini cukup tersebar dimana ada gas, dan termasuk di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang ada gasnya,” jelas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja, Jumat (3/2).

Wiratmaja menegaskan pembangunan jargas bisa mengurangi impor LPG sekaligus mengurangi subsidi LPG 3 Kg yang selama ini ditanggung oleh negara.


Pasalnya kebutuhan LPG Indonesia mayoritas dipasok dari luar negeri, maka tidak heran jika Indonesia mengimpor LPG hingga 65% dari kebutuhan LPG masyarakat saat ini. "Indonesia terpaksa mengimpor LPG dan saat ini jumlahnya mencapai 65%. Impor LPG terpaksa dilakukan karena produksi dalam negeri terbatas jumlahnya," kata Wiratmaja dalam keterangan tertulis pada Jumat (3/2).

Wiratmaja bilang pembangunan jargas untuk rumah tangga juga bermanfaat untuk meringankan biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan masyarakat. Rata-rata biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk memasak dengan menggunakan LPG sekitar Rp 54.000-75.000 per bulan. Sedangkan jika menggunakan gas bumi melalui jargas, hanya sekitar Rp 45.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto