Proyek kabel optik bawah laut CCSI ditargetkan beroperasi komersial di kuartal IV



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Communication Cable Systems Indonesia Tbk terus mengawal agenda ekspansi pengerjaan proyek fiber optic submarine cable (proyek FO Submarine). Emiten berkode saham CCSI tersebut menargetkan proyek FO sudah bisa operasi komersial paling lambat di kuartal IV tahun ini.

Investor Relations CCSI, Mario Palilingan menyebutkan, pihaknya tengah menunggu keluarnya izin penggelaran kabel laut untuk memulai pengerjaan proyek senilai Rp 46,5 miliar tersebut. Kalau tidak ada aral melintang, izin penggelaran kabel laut diharapkan sudah bisa keluar sebelum Hari Raya Idul Fitri mendatang.

Selagi menunggu izin keluar, CCSI telah melakukan sejumlah persiapan lain yang diperlukan seperti misalnya persiapan titik-titik penyambungan kabel di darat atau pantai serta melakukan produksi kabel laut.


Baca Juga: Pendapatan Communication Cable Systems (CCSI) turun 14,25% di 2019

Rio mengakui, dalam melakukan persiapan, CCSI menjumpai beberapa tantangan di lapangan. Ini karena terdapat perbedaan persepsi pada masyarakat di lokasi proyek perihal pengerjaan infrastruktur telekomunikasi di tengah-tengah pandemi corona yang sebenarnya memang diizinkan oleh pemerintah. 

Namun demikian, CCSI optimis dapat mengatasi tantangan yang ada di lapangan melalui pendekatan yang baik ke masyarakat. “Target (operasi komersial) di awal kuartal IV memang agresif, tetapi kami melihat itu memungkinkan,” kata Rio kepada Kontan.co.id pada Minggu (12/4).

Proyek FO submarine merupakan proyek pembangunan kabel serat optik bawah laut sepanjang 50 kilometer - 60 kilometer yang menghubungkan dua pulau. Nantinya, kabel laut ini akan digunakan untuk disewakan guna memperoleh pendapatan berulang atawa recurring income.

Baca Juga: Proyek listrik 35.000 MW molor, emiten kabel harus diversifikasi ke pelanggan swasta

Asal tahu saja, saat ini sebagian besar pendapatan bersih CCSI masih berasal dari segmen penjualan kabel. Sepanjang tahun 2019 lalu, penjualan kabel standar dan amoured cable masing-masing menyumbang pendapatan sebesar Rp 332,96 miliar dan Rp 7,13 miliar.

Apabila digabungkan, pendapatan yang diperoleh dari keduanya setara dengan 89,10% dari total pendapatan bruto alias pendapatan sebelum dikurangi potongan penjualan. Sementara itu, segmen usaha jasa dan lainnya hanya tercatat menyumbang sekitar 6,66% dari total pendapatan bruto pada periode yang sama.

Adapun sekitar 4,24% total pendapatan bruto sisanya berasal dari penjualan pipa dan aksesoris yang masing-masing sebesar Rp 10,21 miliar dan 5,92 miliar pada periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati