KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per 27 September 2019, progres pengerjaan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sudah mencapai 34,89% dengan pembebasan lahan mencapai 99,03%. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan, hingga akhir tahun, pengerjaan KJCB ditargetkan bisa mencapai 50%. Sehingga pengerjaan fisik diharapkan selesai pada akhir 2020 dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2021.
Baca Juga: Target operasi 2021, Kereta Cepat Jakarta-Bandung mulai instalasi box girder "Jadi yang coba kami secepatnya selesaikan adalah, tiang-tiang sudah selesai, tinggal memindahkan kabel transmisi listrik," jelas Rini kepada awak media usai menyaksikan instalasi pertama girder di Cikarang Barat, Senin (30/9). Sementara itu, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN Arie Yuriwin menyebutkan sekitar 1% tanah yang belum berhasil dibebaskan terkendala oleh konsinyasi dan tanah sisa yang belum disetujui oleh warga terdampak. Adapun angka tersebut setara dengan 1,4 km dari total luas 142,3 km. "Insyaallah Oktober 2019 selesai," ujar Arie. Adapun, hari ini, Senin (30/9) proyek KJCB mulai melakukan pemasangan girder untuk jalur layang (elevated). Asal tahu saja, sekitar 80 km atau setara 60% dari panjang KJCB merupakan jalur layang.
Baca Juga: Percepat Pelunasan Obligasi, Agung Podomoro Memperoleh Restu dari Pemegang Obligasi Sebagai informasi, dalam proses pembangunannya, pihak yang terlibat adalah PT KCIC dan kontraktor Sinohydro, WIKA dan CREC. Lebih lanjut, manajemen mengatakan moda transportasi ini siap berdampingan dengan moda tranportasi massal lainnya di setiap titik pemberhentian, yang terdiri dari empat stasiun, yaitu: Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar. Adapun dari keempat stasiun yang ada, perjalanan antar stasiun hanya akan memakan waktu 20 menit. Pada kawasan Halim, stasiun kereta cepat akan terintegrasi dengan Light Rail Transit Jakarta, Bus Rapid Transit (BRT) dan memiliki akses strategis dikarenakan lokasinya yang cukup dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma. Dengan begitu, KCJB diharapkan dapat membantu memecahkan stagnasi sehingga konsentrasi mobilisasi transportasi publik di ibukota dapat lebih efektif dan efisien, khususnya pada Kawasan timur Jakarta menuju Bandung maupun sebaliknya.
Baca Juga: Kementerian PUPR akan sterilisasi 500 perlintasan jalan dan kereta Manajemen juga mengatakan pembangunan ini disambut baik oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat akan terus mengupayakan proses integrasi dengan LRT Bandung Raya yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Tak hanya itu, KCJB juga akan terintegrasi dengan Kereta Rel Diesel (KRD) yang akan menghubungkan stasiun kereta cepat dengan stasiun kereta api eksisting di kawasan Cimekar, Bandung. Termasuk dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang akan dibangun di Karawang dan Walini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli