Proyek kilang butuh investasi hingga US$ 40 miliar, Pertamina cari mitra



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memastikan proyek pembangunan kilang baru dan upgrade kilang eksisting membutuhkan investasi sebesar US$ 40 miliar. Namun, nilai investasi ini akan digunakan hingga 2027 mendatang.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang mengatakan, demi memenuhi kebutuhan investasi tersebut pihaknya menerapkan strategi partner project financing serta skema bisnis Build Operate Transfer (BOT) dan Build Lease Transfer (BLT).

"Kami akan mendorong pihak lain partner atau swasta untuk turun berpartisipasi membangun sepenuhnya. Karena pembangunan kilang ini dapat kita selesaikan sesuai target yang ditetapkan," jelas dia dalam diskusi virtual, Senin (14/12).


Baca Juga: SKK Migas: 6 juta barel minyak bagian negara dari Blok Cepu akan diekspor

Ignatius mencontohkan, skema kerjasama juga telah dilakukan pada Kilang Tuban bersama Rosneft asal Rusia.

Selain itu, terdapat juga kerjasama kompleks industri petrokimia antara Pertamina dan CPC Taiwan di Kilang Balongan dengan investasi mencapai US$ 8 miliar.

Ignatius mengungkapkan, kebutuhan peningkatan kapasitas pengolahan dan kualitas produk kilang dibutuhkan mengingat saat ini produk yang dihasilkan masih berstandar Euro II.

"Kalau tidak ada peningkatan maka kilang kita tidak mampu menyediakan produk ramah lingkungan. Bisa juga berarti tidak bisa beroperasi di masa mendatang. Juga ada dampak multiplier," pungkas Ignatius.

Selanjutnya: Ini alasan Medco Energi (MEDC) enggan garap kilang BBM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari