Proyek kilang Tangguh memakai skema TBS



JAKARTA. BP Indonesia mengatakan, proyek kilang Tangguh, Papua unit ketiga tetap akan memakai skema pinjaman "trustee borrowing shceme" atau TBS. "Skema TBS sudah disetujui. Tanpa TBS proyek Tangguh tidak jalan," kata Kepala BP Indonesia Darmawan Samsu usai bertemu Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, Jumat (27/3). Hadir dalam pertemuan antara lain Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja dan Presiden BP Asia Pacific Christina Verchere. Skema TBS adalah pinjaman yang pengembaliannya berasal dari hasil proyek. Menurut Darmawan, pertimbangan pemakaian skema TBS tersebut adalah mengikuti proyek Tangguh "train" I dan II yang sudah berjalan dengan baik. "Proyek Tangguh 'train' III ini penting untuk memenuhi kebutuhan gas domestik ke depan," katanya. Ia mengatakan, kepastian TBS tersebut membuat pihaknya semakin yakin proyek Tangguh "train" ketiga bakal beroperasi pertengahan 2020. Saat ini, proyek Tangguh "train" ketiga masih dalam proses perencanaan rinci (front end engineering design/FEED). Pada pertengahan 2016, lanjutnya, BP akan menyelesaikan tahapan keputusan akhir investasi (final investment decision/FID) sebelum dilakukan konstruksi. "Lalu, pada pertengahan 2020 proyek akan selesai," ujarnya. Darmawan juga mengatakan pihaknya masih mencari pembeli ekspor LNG hasil produksi kilang unit ketiga. "Sebanyak 40% LNG 'train' ketiga sudah diserap di dalam negeri. Sementara, 60% lainnya baru terjual sebagian ke Kansai (Jepang). Kami sedang mencari pembeli lainnya," ujarnya. Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengingatkan potensi kerugian negara dengan skema TBS. Alasannya, beban bunga skema TBS tersebut dibebankan ke negara melalui biaya yang dikembalikan (cost recovery). Skema TBS juga dinilai melanggar UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas yang mensyaratkan pendanaan kontraktor kontrak kerja sama berasal dari modal sendiri. Sementara, skema TBS memakai pendanaan pihak ketiga. Proyek Tangguh train III memerlukan investasi US$ 12 miliar yang sebagian berasal dari pinjaman perbankan. BP sebagai operator memiliki saham proyek tangguh sebesar 37,16%. Saham lainnya dimiliki MI Berau BV 16,03%, CNOOC Muturi Ltd 13,9%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23%, KG Berau/KG Wiriagar 10%, Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc 7,35%, dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd 3,06%. Proyek Tangguh "train" III akan memproduksi LNG sebesar 3,8 juta ton per tahun. Sebanyak 40% atau sekitar 1,5 juta ton per tahun untuk domestik. Saat ini, dari kilang Tangguh "train" I dan II, diproduksikan 7,6 juta ton per tahun dengan alokasi pasar domestik dan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan