Proyek konstruksi bertambah, utang bank JSMR naik



JAKARTA. Nilai utang PT Jasa Marga Tbk (JSMR) terus bertambah. Di akhir Juni lalu, nilai utang bank JSMR naik 35,31% menjadi Rp 4,1 triliun dibanding akhir tahun 2012 yang Rp 3,03 triliun. Utang bank itu terdiri dari utang jangka pendek Rp 282,41 miliar dan utang jangka panjang Rp 3,88 triliun. 

David Wijayanto, Sekretaris Perusahaan JSMR menjelaskan, nilai utang meningkat karena JSMR menarik pinjaman untuk membiayai proyek-proyek konstruksi jalan tol tahun ini. "Kami, tahun ini, cukup ekspansif dalam mendorong proyek konstruksi sehingga utang yang ditarik pun kian besar," ujar dia.

Namun, JSMR tidak khawatir. Pasalnya, hal ini sudah sejalan dengan rencana. JSMR telah mematok, 70% pembiayaan proyek tahun ini didanai utang bank dan sisanya kas. Total belanja modal alias capital expenditure (capex) JSMR tahun ini Rp 6,9 triliun.


Pendapatan proyek yang tinggi akan digunakan membayar pokok dan bunga utang. "Dari sisi rasio keuangan, juga tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas David. Berdasarkan perjanjian kredit masing-masing bank, rasio utang terhadap ekuitas tau debt to equity ratio (DER) JSMR ditetapkan maksimal 5:1. Adapun rasio laba sebelum beban bunga dan pajak terhadap beban bunga pinjaman atau Interest Coverage Ratio (ICR) ditetapkan minimal 1,25:1.

Tahun ini, JSMR memiliki obligasi yang jatuh tempo senilai Rp 1,77 triliun. JSMR akan membayar obligasi tersebut dengan menerbitkan obligasi baru Rp 2,1 triliun September nanti. Sisa dana obligasi Rp 400 miliar akan digunakan untuk membangun jalan tol baru, termasuk untuk menyelesaikan pembangunan sejumlah ruas tol JSMR.

David bilang, JSMR tidak akan menunda penerbitan obligasi itu. JSMR yakin masih bisa mendapatkan bunga murah meski kondisi ekonomi tidak kondusif. "Rating obligasi kami AA dari Pefindo, jadi masih bagus," kata dia.

Tim Riset Bahana Securities menilai, liabilitas JSMR meningkat karena memang proyek yang dikerjakan JSMR makin banyak. Dengan estimasi pengerjaan proyek sampai 2016, Bahana meramalkan, liabilitas JSMR masih akan terus meningkat.

Namun, tarif tol JSMR akan naik pada September-Oktober 2013. JSMR juga akan membuka tiga ruas baru di semester II. Dua hal itu akan mendorong pendapatan JSMR.

Pendapatan JSMR di paro I tahun ini naik 43,4% menjadi Rp 4,72 triliun. Tapi, laba bersih turun 17,78% menjadi Rp 761,31 miliar. Lonjakan beban konstruksi jadi pemicunya

Reynaldi Hermansyah, Direktur JSMR, yakin, kenaikan tarif tol akan mendongkrak laba bersih. Sebab, selama ini, pendapatan tol masih jadi kontributor pendapatan terbesar. Rabu (14/8), saham JSMR naik 2,5% ke Rp 6.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana